Entah kenapa, Yogya seperti bakteri, menginfeksi seenaknya, menginfeksi rasa ngebet setelah 2 tahun aku tak ke kota gudeg ini. Padahal dulu pas di Parangtritis, kuikrarkan, mungkin aku baru 4 atau 5 tahun lagi ke sini, aku akan ke kota-kota lain dulu, tapi entah kenapa rasa kangen mistis pantai selatan ini mengiris kejam, menembus hatiku tanpa perasaan, sampai keujung-ujungnya. Subuh 18 Desember 2009, kumasukkan kunci start, kuinjak pedal gas pelan-pelan. Yogya! Ah, akhirnya aku kesana lagi, tunggu aku di pintu gerbangmu. Kususuri jalan dari kawasan tua Jatinegara menuju tol Cikampek, matahari belum lagi datang pagi itu, mungkin dia sedang tidur lelap, setelah Jakarta diselimuti awan tebal semalam. Semakin ke timur, semakin terang, matahari mulai memamerkan sinar jingganya yang lembut. Sinarnya menembus di sela-sela awan, membentuk tiang-tiang cahaya seperti tombak-tombak raksasa berjajar menghunjam ke bumi. Indah, simetris, lagi berkilauan. Mungkin seperti inikah pagar surga?
Exploring the Beauty of Indonesia