Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2009
MEMETIK EKOR AWAN DI ALTAR SUCI CIREMAI PART 2 By Tunggulwulung Manis belaka kawan, euforia di puncak Ciremai , manis tak terkira. Di ketinggian seperti ini, kau menghirup jenis udara yang berbeda dari udara kota berpolusi yang puluhan tahun menjejali paru-parumu. Juga kau lihat jenis satwa dan tumbuhan yang berbeda dan lagi bunyi-bunyian yang berbeda. Apakah ini tempat para dewa?  Kawah Ciremai Di sini, di puncak Ciremai, entah kenapa mendadak rasa nasinalismeku membuncah sampai ubun-ubun. Dulu waktu masih sekolah -kau ingat kan jaman orde baru- aku hampir selalu acuh saja jika Komandan Upacara meneriakkan hormat bendera dan lagu Indonesia Raya dinyanyikan. Namun, disini, di puncak Ciremai, ketika kudengar grup pendaki lain merayakan keberhasilan mencapai puncak dengan menyanyikan Indonesia Raya, tiba-tiba kurasakan, sungguh heroik dan anggun lagu ini. Kembali kuingat petuah guru IPS waktu SD dulu, ini bukan lagu sembarang. Diciptakan WR Supratman waktu masih 21 tahun....

MEMETIK EKOR AWAN DI ALTAR SUCI CIREMAI Part 1

By Tunggulwulung Ciremai? Oktober? Hm, Seketika terbersit pertanyaan di otakku, “apakah cukup bijaksana mendaki Ciremai di bulan Oktober?” Kau tahu kan kawan, bulan begini hujan mulai mengguyur bumi Prabu Siliwangi. Data tiga bulanan ahli nujum hujan BMKG jelas-jelas tertulis bahwa selama Oktober akan terjadi hujan intensitas sedang. Kuberitahu rahasia kawan, aku kadang-kadang kejangkitan penyakit sinting Lombrosso, setidaknya begitulah sebutan guru SDku untuk orang gila jenis ini, yaitu melakukan tanpa mikir. Untungnya kami mendapat informasi dari LSM Laskar Alam bahwa sampai minggu kedua Oktober, di pos pertama pendakian (Linggarjati), hujan baru turun dua kali. SARMATA (Satuan Anak Rimba Madya Utara) memutuskan tetap mendaki Ciremai tanggal 24-25 Oktober. Tim berangkat dari terminal Pulogadung Jumat malam 23 Oktober 2009.