Langsung ke konten utama

Tertenung Bisikan Galunggung

TASIKMALAYA. Satuan Anak Rimba Madya Utara (SARMATA) telah menyelesaikan Ekspedisi Perdananya ke Kawah Galunggung hari Sabtu Pon tanggal 8 Agustus 2009 yang lalu. Galunggung adalah gunung berapi strato dengan ketinggian 2.168 dpl yang terletak di Kabupaten Tasikmalaya.
Kawah Galunggung
Tim yang terdiri dari Didik, Ariv, Mahmoed, Ahw berkumpul di Terminal Kp Rambutan untuk menumpang Bus ke Tasik. Terkantuk-kantuk di bus kira-kira 5 jam, tim sampai di Terminal Tasik. Dengan menumpang Angkot kira-kira 40 menit sampailah Tim di kangkangan Kaki Nyi Galunggung yang acuh.

Tracking dimulai dari Objek Wisata air panas pukul 02.00 WIB setelah terlebih dahulu mengisi perut kuli kami dengan nasi Timbel. Awalnya kami berjalan kaki dengan agak lambat mengingat di dasar tanah sepanjang track terdapat ribuan semut. Tapi untungnya semut-semut ini ngga ganas. Setelah jalan kaki kurang lebih 1 jam, baru tersadar kalau kami salah jalan. Akhirnya diputuskan putar balik, dan menyusuri track lain.


Sepanjang track pemandangan hijau khas hutan tropis ada di kanan kiri, tak jarang terdengar ocehan burung hutan memberi makanan anaknya yang rakus. Sungguh kawan, suasana seperti ini menenteramkan. Pada umumnya track tidak terlalu miring antara 15 sd 35 derajad, sehingga perjalanan cukup mudah. Setelah jalan kaki 3,5 jam sampailah di bawah 620 tangga menuju puncak.

Dengan menapak 620 tangga itu WIB kami sampai di Puncak Nyi Galunggung Pukul 18.00. Dari puncak anda dapat melihat kawah 300 m di bawah anda. Kawah ini merupakan sisa seri letusan tahun 1982-1983, membentang sepanjang 2 km. Di tengah kawah terdapat danau sepanjang 500 m. Kami putuskan untuk turun dari ke Kawah, tadinya kami mau ngecamp di dekat musola dengan tujuan mendekati air, namun karena hari mulai gelap, kami kehilangan arah sehingga tidak berhasil menemukan musola itu.


Pukul 18.30 WIB benar-benar gelap di kawah, karena letaknya berupa cekungan mangkok raksasa. Akhirnya kami memilih mendirikan tenda di dataran yang kami prediksi bukan Daerah Aliran Air. Ternyata ngga gampang mendirikan tenda di tempat gelap seperti ini, selain gak kelihatan, juga dingin menyerang ujung-ujung jari sehingga terasa sakit jika terkena benda keras. Saat seperti inilah kemampuan kerja sama tim di uji.

Setelah keliru beberapa kali, akhirnya tenda berhasil berdiri. Wah rasa lapar yang tadinya malu-malu akhirnya maju unjuk diri. Tim memasak mie instan namun sayang hanya ada satu sendok, akhirnya kami makan dengan sumpit dari batang pohon ceri. Ludes! Di sini kawan, kuberitahu betapa kita akan bisa sangat, sangat menghargai karunia Tuhan walau itu hanya sebungkus mie. Dilanjut dengan menyeduh kopi panas, maknyus.

Beruntung kami menemukan sisa-sisa kayu yang masih bisa dibuat api unggun untuk menghangatkan badan. Baru sebentar api unggun menyala, Nyi Galunggung mulai mengucuri kami dengan hujan dan menambah dingin suhu. Mental melayu kami yang akut -ngantuk habis makan- merayu-rayu sejak tadi supaya masuk tenda dan melungker.

Akhirnya kami berempat tak kuasa mengangkat kelopak mata. Tidur dalam tenda, hanya diterangi cahaya bintang. Awalnya suhu masih bisa ditoleransi, tapi semakin beranjak pagi, taringnya semakin kejam. Kami bertahan dengan memakai celana panjang katun dan tak lupa kaos kaki plus penutup telinga. Ternyata kebiasaan tidur tiap orang berbeda-beda, ada yang do sama dengan C ada yang sunyi. Malam itu berhasil kami lalui dengan aman. Walau sekitar pukul 02.15 ada suara-suara di dekat tenda kami seperti orang menjejak-jejakkan kakinya di tanah tapi ngga ada siap-siapa diluar.

Jarum jam menunjuk pukul 06.05 pagi waktu kami terbangun, tapi mengingat suhu masih dingin banget, tim gak berani keluar tenda. Setelah matahari sedikit melongok barulah tim membuka pintu tenda, ampun diluar dingin banget. Kami merebus air untuk menghangatkan badan dengan kopi instan, plus roti biscuit celup, walah enak tenan.

Setelah dirasa cukup, tim berkemas untuk pulang. Kembali kerjasama tim diuji untuk membereskan tenda dan piranti lainnya. Tak lupa kami membawa kembali SAMPAH yang kami buat, supaya Nyi Galunggung tetap bersih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akhir Kisah Hidup Tokoh Film Bumi Manusia

Bumi Manusia, roman karya Pramudya Ananta Toer, merupakan bagian pertama dalam empat novel seri Pulau Buru- Bumi Manusia - Anak Semua Bangsa - Jejak Langkah - Rumah Kaca. Sebuah novel berseting tahun 1898 tentang pertemuan budaya-politik antara negeri jajahan dengan negeri induknya. Tokoh utama digambarkan seorang lelaki muda pribumi yang dididik secara eropa dan mengaguminya kemudian menghadapi kenyataan bahwa negeri terjajah selalu berada pada posisi teraniaya. Sehingga melawan melalui tulisan di koran yang akhirnya merangsang tokoh nasionalisme lainnya menuju pergerakan pra-kemerdekaan Indonesia.  Tahun 2019 Roman ini diangkat ke layar lebar oleh Falcon Picture, disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Minke Tokoh utama, setelah kembali dari pembuangan dari Maluku menghadapi kenyataan bahwa seluruh hartanya termasuk kantor koran di Jalan Naripan Bandung, hotel di kawasan Jalan Kramat Raya, toko alat tulis/kantor di Kwitang Jakarta, rumah tinggal di dekat Kebun Raya Bogo...

Treking Cisadon

thanks for reading, Alternatif olahraga di hari cerah, memang perlu efort karena letaknya di pedalaman sentul selatan. Dengan mobil dari jakarta keluar pintu tol sentul selatan. Kemudian menuju titik 0 km Hambalang. Bermotor lebih praktis. Ikuti jalan menuju koordinat ini. parkiran trail prabowo https://maps.app.goo.gl/7T16kdmozDT6KNZg6 Parkir tidak terlalu luas. Mungkin hanya muat untuk 20 mobil dan 40 motor. Jadi usahakan pagi sudah sampai di titik start. Rupanya trek treking termasuk favorit  terbukti pagi benar sudah banyak yang datang. Panjang trek 7 km sampai desa Cisadon, elevasi tidak sampai 400 m, jadi bersahabat untuk treker pemula. Bahkan beberapa anak TK Nol besar terlihat semangat treking. Kondisi jalur sebagian besar jalan batu (makadam), jalan berpasir dan beberapa zona jalan berlumpur. Karena jalur berada di sisi tebing maka terdapat rembesan air yang mengalir ke jalur. Terdapat curug di kanan jalur, airnya meluap ke jalanan. Habitasi adalah hutan dataran rendah, d...

BLESSING IN DISGUISE

"...tulisannya renyah, selera humornya bukan kaleng-kaleng, mengingatkan saya pada James Herriot, Andrea Hirata, Mahbub Djunaidi dan Slamet Suseno..." (Alexander Zulkarnain-Inspektur Investigasi Kemenkeu sekaligus pegiat sastra Kemenkeu-narasumber pada acara peluncuran buku Gemilang 2021 Kanwil DJP Jakarta Khusus, 30 Maret 2022 ) Blessing In Disguise “Something that seems bad or unlucky at first, but results in something good happening later.”            Begawan John Maynard Keynes [1] bertalu-talu mengingatkan agar pada masa ekonomi sulit, pemerintah perlu manambah belanja dan menurunkan pajak untuk merangsang sisi permintaan supaya mengangkat ekonomi keluar dari depresi. Artinya secara blak-blakan, dia menentang engkongnya sendiri, Adam Smith [2] , karena sinuhun yang kusebut terakhir ini lebih suka memasrahkan penyelesaian depresi ekonomi kepada invisible hand , bahwa ekonomi memiliki kekuatannya sendiri untuk keluar dari masa depresi...