Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

Empal Gentong Kuliner Enak Ga Bikin Dompet Bolong

thanks for reading, Ilustrasi "Gentongnya mana mba?" "Di depan pak, yang ada asap-asap itu."      Begitu percakapan saya dengan mbaknya pelayan salah satu rumah makan di sepanjang Jalan Tuparev Cirebon. Saya pikir, empal gentong disajikan bersama gentongnya, ternyata di mangkok. Mendengar kata empal, yang terbayang adalah olahan daging sapi berukuran tiga jari orang dewasa, dimasak agak kering, dan kadang diberi parutan kelapa. Ternyata empal gentong adalah sejenis gulai sapi, tentu berkuah santan, warna kuning kunyit, dihias irisan daun kucai dan sesuai namanya dimasak di dalam gentong tanah liat. Yang unik adalah ditabur cabai kering krasak, tidak terlalu lembut seperti bubuk cabai mie instan. Cirebon punya cara.      Secara sejarah Cirebon memang berdiri di tengah-tengah pengaruh gravitasi budaya Jawa Tengah dan Sunda. Maka tak heran masyarakatnya memiliki irisan adat keduanya. Dan irisan itu membentuk ciri khas tersendiri, mandiri, dan diwariskan turun ...

Penunggu Ruang Bendahara

thanks for reading,   Ilustrasi: dari Shuttersctok     Bang Sad ditugaskan ke kota Kali Kebak, berjarak tiga jam lebih berkendara dari kantornya di Kabupaten B. Bersama Bang Dijey, rabu itu pagi-pagi benar mereka berangkat. Karena jauh, tak mungkin bermotor, maka Isuzu Panther gaek yang dibawa. Waktu itu menjelang lebaran.      Ini pertama kalinya bang Sad ke sana. Kalo Bang Dijey sudah beberapa kali ke situ. Sepanjang jalan melewati bukit lembah, ladang, tak jarang jalan berkelok dan kirinya jurang. Dasar jurang itu dialiri sungai besar, Batang Merbayu. Kata orang sungai ini dihuni ikan Semah, bentuknya mirip ikan siluman yang di cibulan kuningan. Maka tak heran di beberapa tempat ada pemancing menjajakan hasil pancingannya. Ikan Semah sangat cocok digulai, sisiknya empuk.      Pemandangan menuju Kali Kebak sangat indah, ada tebing, lamtoro disela kebun kopi, sawah dan danau. Di pinggir danau ini orang menanaminya dengan padi. Padi tradision...

Magnificat Teks Vulgata Dalam Karya Pramoedya

thanks for reading, Novel Pram acap diasosiasikan dengan aliran kiri. Dalam Rumah Kaca , Pram memang menulis sepak terjang tokoh-tokoh kiri pra kemerdekaan, seperti Mas Marco Kartodikromo dan Semaun. Mas Marco diriwayatkan sebagai penyebar jargon sama rata sama rasa. Semaun, aktivis SI Merah diceritakan sebagai penggerak mogok kaum buruh pribumi untuk melawan Pemerintah Hindia Belanda. Namun secara seimbang, kiprah Mas Tjokro melalui Syarikat Islam juga dikisahkan. Ditambah lagi secara mengejutkan Pram menyelipkan kidung pujian iman Kristiani persis di bagian outro novel ini. Rumah Kaca , yang adalah novel keempat dalam tetralogi pulau buru, di halaman terakhir, Jacques Pangemanann si penutur aku, petinggi A lgemene Secretarie Hindia Belanda yang berperan mengasingkan perintis pers advokasi pribumi-R.M. Tirto Adhi Surjo (Minke)- ke Maluku, menulis surat kepada Nyai Ontosoroh: Kepada Madame Sanikem Le Bouch,      Tak perlu kiranya aku menjelaskan tentang yang selebihnya ...

KISAH MENCEKAM! REST AREA GHAIB

thanks for reading,  ilustrasi Cerita ini saya peroleh dari pengalaman seorang teman sebut aja Bang Sad,  Semula dia bekerja dan tinggal di Jakarta, namun kemudian oleh kantornya dipindah tugaskan ke kabupaten B di Sumatera sana. Inilah pertama kalinya dia bekerja di luar pulau. Dari Jakarta, setelah turun dengan pesawat di bandara ST perlu 6 jam perjalanan darat menuju B. Singkat cerita Bang Sad sudah sampai di B, kotanya sepi, tidak ada Mall apalagi XXI.  Yang cukup ramai hanya jalur lintas Sumatera dan area perkantoran saja, agak ke dalam perkampungan sepi dan beberapa ruas jalan saja yang ada lampunya. Lebih dari itu hanya kebun sawit ujung ke ujung. Gak kerasa, Bang Sad sudah sebulan di B. Sebagai orang baru penasaran rasanya ingin menjelajah kabupaten-kabupaten sekitar. Sabtu siang ini setir motor diarahkan ke Kabupaten S berjarak sekitar 75 km dari B. Sendirian nyetir, karena kawan-kawan kantor rata-rata bukan orang sini, jadi sabtu-minggu mereka pulang ke rumahnya...