SIBORONGBORONG BUKAN SEKEDAR SAYUR KOL

thanks for reading,

Waktu abang pergi ke Siborongborong, 
datang hujan yang sangat lebatlah;
Terkejut abang terheran-heran,
Ada warung kopi di pinggir sawah.
Begitulah plesetan lagu sayur kol karya Punxgoaran yang terkenal itu.

Bakal menyesal anda tak mencoba kopi satu ni, namanya Single Origin Arabica Siborongborong. Diambil dari varietas Sigararuntang, ditanam pada ketinggian lebih daripada 1.200 mdpl di pegunungan sekitaran danau Toba. Petani membudidayakannya secara organik dan hanya memanen buah yang telah masak kemerahan. Diklaim aromanya wangi, bold, spicy, caramel dan fruity. Dibandrol dengan harga Rp88.000 per bungkus 200gram. Diproses secara semi washed. Cara pasca panen paling umum di Sumatera sana, simpel dan petani cepat dapat uang hasil panen. Buah dipanen kemudian dikupas kulitnya dengan mesin pulper, kemudian didiamkan dahulu dalam karung, dijemur, dan dikupas kulit tanduknya dengan mesin huller.

Diroast oleh Piltik Coffee, artisan specialty coffee roaster kayanya. Frasa artisan biasanya saya dengar di dunia perbakeran, perotirotian untuk merujuk baker house yang tidak terlalu besar, tak terlalu banyak memakai mesin, melestarikan rasa tradisi lokal yang unik, mempertahankan hidup yeast dalam sour dough yang bahkan telah diwarisinya dari kakek dari buyutnya si baker. Jadi yeastnya telah hidup/berumur ratusan tahun. Nah kali ini saya mendengarnya di dunia perkopian.
Momenth of truth: dicoba brew menggunakan mesin Otten, rasa yang muncul: fruity ada walau tak setajam Gayo, Bold terasa, harumnya pasti.

Komentar

Postingan Populer