Jakarta-Jogja Jalur Selatan

Nyobain jalan ke Jogja dari Jakarta via Jalur selatan.

Ilustrasi

Isi bensin di otista. Berangkat ke tol Cikampek, eh pagi buta begini lha kok macet di km 24 sd km 44, lanjut ke tol Cipularang arah Bandung. Tolnya berkelok-kelok, ada angin kenceng dari arah kiri, karena memang posisi jalan Tol ini adalah jalan layang yang cukup tinggi dari daerah sekitarnya.

Lanjut ke Cileunyi. Terus ke arah Tasik, jalanan mulus pemandangan bagus sawah-sawah lagi hijau. Isi bensin setelah jalan 233 km (Cuma 22 liter full tank) di daerah Malangbong. Sarapan roti the Himalaya sama susu. Lanjut ke arah Tasikmalaya, jalanan turun-naik, belak-belok nyusurin pinggiran gunung Galunggung, akhirnya masuk ke daerah Jawa tengah, jalanan agak sempit dan sedikit rusak.

Makan siang sate Bebek (seperti sate pada umumnya, dagingnya Bebek, sambel kecap pisah dari sambel kacang dan ada kuah Gulai Bebek) plus es Jeruk 3 dan Legen (deresan getah dari bunga kelapa) lumayan enak Rp.45.000 bertiga di daerah (Tambak-Gombong) Di daerah ini serba Bebek, satenya, gulainya, goreng / bakar semuanya Bebek. Lanjut ke arah Kebumen-Purworejo, jalan agak sempit dan banyak lampu merah yang cepet banget merahnya jadi ngantri. Terus ke Wates jalanan lumayan berkelok, dan akhirnya sampai di Jogja sudah sore.

Check-in di Hotel Mutiara jalan Malioboro. Wah seneng banget langsung nyebur bathtub. Makan malam masak sendiri menu Tuna Sambel goreng plus Makaroni wareg langsung turu blegseg.


Bangun, foto-foto Malioboro waktu pagi. Banyak yang jualan makanan pinggir jalan. Renang di Kolam renang hotel Mutiara sebelahnya, yang renang hanya kita sama ada 5 orang lainnya. Sarapan di kolam renang, bawa 2 piring dimakan bertiga. Ada bacon, sosis, kakap asem manis, just the other ordinary hotel’s breakfast style. Tapi lumayanlah mengenyangkan sehabis berenang.

Lanjut ke Pantai Parang Tritis. Dari hotel belok kiri, kanan, kanan lagi, ke arah Jl Katamso, lanjut ke Jl Parangtritis. Jalanan lancar, 40 menit sudah sampai lokasi, tiket masuk hanya Rp. 1.500 per orang, tapi parkir Mobil dipatok Rp. 10.000 per mobil. Suasana mendung dan cukup ramai pengunjungnya. Jalan-jalan di pantai, anginnya cukup kencang, foto-foto eh tiba-tiba hujan, walah jadi neduh dulu di warung-warung pinggir pantai, sekalian minum kelapa muda murah 5 ribu saja per butir. Akhirnya lapar makan soto, bakso, mie ayam cuma Rp4.000 per porsi. Naik dokar Parangtritis (dokar kecil roda 2, 1 Kuda, kusir duduk di samping kanan) murah cuma 20 ribu saja menyusur pinggir pantai kira-kira 3 km pp.

Balik, sampai di Hotel Mutiara. Ngantuk, turu.

Jalan ke Malioboro Mall cari kaos-kaos lucu. Harga lumayan murah. Ada Dagadu, Obelix Jawa, Tintin Jawa, dan lainnya.
Malemnya makan di restoran Cina Medan, dari Hotel jalan ke kiri ke arah Keraton, belokan pertama ke kiri kira-kira 100 m dari belokan. Lumayan enak. Babi kecap, Cah Kangkung, Sapo Tofu Seafood, jus Terong belanda (bentuknya lonjong seperti sawo, dalamnya persis terong, warna merah-coklat, rasa kecut-segar) Rp.99.000. Langsung jalan ke Malioboro mampir ke toko batik Mirota. Lihat-lihat akhirnya belanja juga. Pulang ke Hotel, turu.

Besoknya sarapan di Hotel karena jatah hanya untuk 2 orang, aku nyobain sarapan ala koboi di pinggir jalan Malioboro, ada mbok-mbok jual pecel pakai sepeda onthel. Pecel ada lempuyang, sukun, ndeprok di depan Malioboro mall, edan murah tenan mung 2 ribu.

Mampir Mirota lagi, belanja batik lagi.

Lanjut ke keraton naik becak pp 17 ribu. Tiket masuk Rp.5.000 per orang. Begitu masuk kompleks keraton langsung disambut pagelaran Wayang Kulit (gak tahu lakonnya apa?). Ada peninggalan kuno batik, senjata prajurit keraton, lukisan raja-raja yang matanya bisa plirak-plirik, setelah muter-muter keraton, foto-foto, balik ke Mutiara langsung check-out. Jalan ke arah Kaliurang mau ke restoran pinggir sawah Mara Lejar. Harusnya belok kanan setelah kantor dinas Pendidikan jl Kaliurang, eh nyasar sampai utara cangkringan, muter balik ketemu penjual salak pondoh di jalan pakem cangkringan pinggir sawah, murah 3.500 per kg beli 6 kg, kalau sudah di Jogja bisa 7.000 per kg.

Akhirnya ketemu juga Mara Lejar, 8 tahun yang lalu aku sama istri pernah ke sini, tapi sekarang sama istri dan anakku. Langsung pesen makanan, Mangut Lele (Lelenya 4 gede-gede, bumbu kencur, tomat, cabe hijau besar, santan), Nila bayi goreng (ikan Nila masih kecil goreng kering bisa dimakan seduri-durinya mak krenyes), Gurameh Goreng (kering mak krenyes), Cah Kangkung (hijau seger), Lalapan lengkap dengan sambel trasi mentah dan mateng, Jus Mangga 2, Bir Plethok wah maknyus, murah hanya Rp93.000 wis kuwaregen. Lanjut ke Prambanan. Lewat NorthRingroad, sampai di lokasi sudah sore

Muter-muter areal Candi, sayang gak boleh mendekat karena pasca gempa banyak bagian Candi yang terancam jatuh jadi berbahaya. Foto-foto, langsung mengarah ke Magelang, rencananya nginep di daerah Borobudur baru besoknya ke Borobudur. Eh lha dalah sepanjang jalan Yogya-Magelang nggak ada Hotel samasekali, ada juga di Magelangnya itupun full book. Walah, gak jadi nginep deh, langsung lanjut ke arah Weleri. Jalanan setelah Temanggung, ngiterin bukit, belak-belok, turun-naik, hujan cukup deras akhirnya jam 23.45 sampai di daerah Batang. Nginep di Pom Bensin, untungnya daerah ini pas dingin jadi pules juga tidur di mobil.

Lanjut jalan lagi arah Tegal, jalanan Pekalongan agak rusak. Sampai Tegal jam 05.30, istrihat di Pom bensin yang ada 67 toilet. Ketemu nCus.
Jam 09.30 jalan ke arah Cirebon. Jalur Pantura umumnya jalannya lebih mulus ketimbang jalur selatan.

Sampai Cirebon nginep di Hotel Amanah samping Terminal Bis Hardjamukti Jl Bypass A Yani. Murah kamar suite Rp. 200.000. Karena sudah ngantuk, makan siang pakai roti, pisang dan susu, terus turu.

Sore jalan ke arah Jl Tuparev Cirebon, mampir Alfa eh ada Empal Genthong (khas Cirebonan mirip Gulai jerohan campur daging, santan, bawang merah goreng, dan yang unik sambelnya dari cabai kering tumbuk), enak tenan, murah cuma 8.500 per porsi. Balik ke Hotel. Turu.

Bangun pagi, jalan kaki keluar Hotel eh di sekitar jalan Bypass (lampu merah Terminal bus Hardjamukti) ini banyak mbok-mbok jual sega Jamblang di pinggir jalan. Sarapan Sega Jamblang (nasinya dibungkus daun jati, lauknya pilihan sesuai selera, sate telor puyuh, empal daging, tahu semur, yang unik sambalnya ada irisan-irisan tipis ‘cabai merah besar’) murah cuma 7.000 per porsi.

Jalan ke keraton Kasepuhan. Muter-muter, foto-foto. Keraton ini lebih kecil ketimbang keraton Jogja, tapi keunggulannya pengunjung bisa masuk ke tempat dimana Raja biasanya menerima tamu agung. Yang unik, ini adalah keraton kerajaan islam, namun dinding keraton banyak dihiasi piring-piring keramik cina dan eropa, malah ada keramik-keramik dengan gambar yang menceritakan Injil, namun karena santri2 yang membangun dinding itu gak ngerti jadi asal tempel saja, padahal kalau diurutkan keramik-keramik itu menyusun cerita-cerita dalam injil.
 

Makan Nasi Lengko (khas Cirebonan-ada nasi, tempe dan tahu goreng diiris kecil-kecil, tauge, telur asin, kucai, ditabur bawang merah goreng plus kecap manis, emping) di depan alun-alun keraton Kasepuhan, murah cuma Rp5.500 per porsi.
Jalan ke Jakarta.

Wow, what a wonderful journey.
I can wait until next trip!! Do you?

Komentar

infogue mengatakan…
artikel anda:

http://pariwisata.infogue.com/
http://pariwisata.infogue.com/jakarta_jogja_jalur_selatan

promosikan artikel anda di infogue.com dan jadikan artikel anda yang terbaik dan terpopuler,telah tersedia widget shareGue dan nikmati fitur info cinema untuk para netter Indonesia. Salam!

Postingan Populer