Dengan penerbangan Jakarta-Kupang transit Surabaya, akhirnya sampailah saya di Bandara Eltari, Koe. Bandara di Ibukota propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini cukup kecil, karena begitu pesawat landing, si pilot mesti balik kanan untuk kemudian menyusuri jalur yang sama dengan jalur pendaratan menuju anjungan penurunan penumpang. Begitu turun dari pesawat, ternyata tak seperti yang dikatakan kebanyakan orang bahwa kupang itu panas, memang panas sih tapi biasa seperti Jakarta. Mungkin karena sekarang sedang musin hujan, Kupang tampak hijau, kiri kanan jalan ditumbuhi aneka flora. Kata orang sini, sebenarnya Kupang sangat subur, tapi curah hujan cukup langka dan struktur tanah cukup berongga. Setiba di rumah teman langsung disambut pertanyaan khas orang Kupang,"Sehat-sehat, ko? (Sehat-sehat khan)
Bumi Manusia, roman karya Pramudya Ananta Toer, merupakan bagian pertama dalam empat novel seri Pulau Buru- Bumi Manusia - Anak Semua Bangsa - Jejak Langkah - Rumah Kaca. Sebuah novel berseting tahun 1898 tentang pertemuan budaya-politik antara negeri jajahan dengan negeri induknya. Tokoh utama digambarkan seorang lelaki muda pribumi yang dididik secara eropa dan mengaguminya kemudian menghadapi kenyataan bahwa negeri terjajah selalu berada pada posisi teraniaya. Sehingga melawan melalui tulisan di koran yang akhirnya merangsang tokoh nasionalisme lainnya menuju pergerakan pra-kemerdekaan Indonesia. Tahun 2019 Roman ini diangkat ke layar lebar oleh Falcon Picture, disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Minke Tokoh utama, setelah kembali dari pembuangan dari Maluku menghadapi kenyataan bahwa seluruh hartanya termasuk kantor koran di Jalan Naripan Bandung, hotel di kawasan Jalan Kramat Raya, toko alat tulis/kantor di Kwitang Jakarta, rumah tinggal di dekat Kebun Raya Bogo...
Komentar