Langsung ke konten utama

Blitar kota Patria

Blitar, kota di selatan Jawa Timur, banyak yang menjulukinya kota pensiun, adem anyem. Menjadi pilihan tepat untuk menyepi dari rutinitas anda. Misalnya pertengahan Juni ini, diselenggarakan Haul Bung Karno. Peziarah dari berbagai penjuru nusantara tumpek blek di area makam yang terletak di kelurahan Sentul, Kotamadya Blitar. Di pintu gerbang anda dapat membeli bunga (rp2.000) supaya dapat anda taburkan di pusara proklamator ini. 

Banyak peziarah memanjatkan doanya, saat penulis berkunjung ke sini, tampak sekelompok umat hindu dengan busana khasnya sedang menggelar upacara keagamaan. Dan dibelakang sana, belasan umat Budha sedang menunggu giliran untuk memanjatkan doanya sambil memegang lidi setanggi.

Di dekat pusara bung Karno terdapat batu granit hitam besar bertulis : disini dibaringkan Bung Karno, Proklamator, Presiden pertama RI, penyambung lidah rakyat. Dalam komplek makam ini terdapat perpustakaan, tepat di depan komplek makam, anda akan melawati kolam dengan deretan tiang beton. 



Setelah puas berada di komplek makam, di pinggir jalan utama makam, dari ujung ke ujung terdapat toko cinderamata. Umumnya terdiri dari pakaian aneka warna termasuk favorit turis kaos bertulis i love blitar atau bergambar siluet bung karno, mainan anak-anak, kerajinan batu onix dan jajanan khas blitar. Jika lapar jangan khawatir, sepanjang jalan ini menawarkan trilogi dari jaman kuno: nasi pecel, nasi rawon dan soto. Khusus untuk pecel, jangan lupa mengambil tempe sebagai lauknya, tempe terbuat dari kedelai kecil (berbeda dengan tempe jakarta), rasanya lebih renyah dan gurih. Harga yang ditawarkan cukup bersahabat.

Bila masih cukup waktu, anda dapat mengunjugi candi Penataran, sebuah candi hindu berlokasi di desa Penataran berjarak kira-kira 11km di sebelah utara komplek makam. Merupakan candi  peninggalan Majapahit dengan relief indah disekeliling dinding candi. Ada kisah  Lembu dan Buaya  (yang terjepit pohon roboh), riwayat dua bersaudara Bubuksah yang gemuk dan si kurus Gagang Aking, kisah Kura-kura yang sombong dan Hanoman duto.

Bulan juni umumnya panas, jadi tak ada salahnya setelah mengunjungi makam proklamator, manjakan diri anda dengan menikmati Sumberudel water park. Berlokasi kira-kira 2km di sebelah barat makam. Aneka wahana dapat dicoba sambil menikmati segarnya air aseli dari sumbernya (bukan air olahan dari air kali seperti di kota besar).  

Nah setelah berenang, langkahkan kaki ke arah barat dari waterpark ini, bagi penggemar soto, saatnya manjakan lidah anda dengan soto ayam kampung, pas di perempatan lampu merah. Seporsi Rp4.000, murah tapi ngga murahan. Konon ini adalah soto kegemaran pak wapres Boediono.




                          

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akhir Kisah Hidup Tokoh Film Bumi Manusia

Bumi Manusia, roman karya Pramudya Ananta Toer, merupakan bagian pertama dalam empat novel seri Pulau Buru- Bumi Manusia - Anak Semua Bangsa - Jejak Langkah - Rumah Kaca. Sebuah novel berseting tahun 1898 tentang pertemuan budaya-politik antara negeri jajahan dengan negeri induknya. Tokoh utama digambarkan seorang lelaki muda pribumi yang dididik secara eropa dan mengaguminya kemudian menghadapi kenyataan bahwa negeri terjajah selalu berada pada posisi teraniaya. Sehingga melawan melalui tulisan di koran yang akhirnya merangsang tokoh nasionalisme lainnya menuju pergerakan pra-kemerdekaan Indonesia.  Tahun 2019 Roman ini diangkat ke layar lebar oleh Falcon Picture, disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Minke Tokoh utama, setelah kembali dari pembuangan dari Maluku menghadapi kenyataan bahwa seluruh hartanya termasuk kantor koran di Jalan Naripan Bandung, hotel di kawasan Jalan Kramat Raya, toko alat tulis/kantor di Kwitang Jakarta, rumah tinggal di dekat Kebun Raya Bogo...

Kearifan Kampung Naga

Kampung Naga terletak di tepi jalan Tasikmalaya - Garut, tepatnya di desa Neglasari, Kecamatan Salawu. Menghuni areal seluas 1,5 hektare di tepi kali Ciwulan yang memiliki hulu di gunung Cikuray . Menurut mang Cahyan, pemandu asli kelahiran kampung Naga, kampung ini memiliki pemimpin baik formal maupun informal. Kalau formal ada ketua RT, nah kalau informal (adat) ada Kuncen . Untuk menuju kampung Naga mulanya kita menuruni anak tangga berjumlah 440 dan di sinilah akhir jaringan listrik, karena penduduk kampung ini mempertahankan tidak memakai energi Listrik.  Saat ini memiliki 113 rumah adat. Rumah adat umumnya rumah panggung terbuat dari kayu dan anyaman bambu. Rumah umumnya terbagi menjadi empat bagian yaitu Dapur (dengan pintu berornamen anyaman bambu), ruang tamu (dengan pintu kayu, terkadang ada kacanya), ruang keluarga dan pabeasan (ruang menyimpan padi). Atap rumah terdiri

BLESSING IN DISGUISE

"...tulisannya renyah, selera humornya bukan kaleng-kaleng, mengingatkan saya pada James Herriot, Andrea Hirata, Mahbub Djunaidi dan Slamet Suseno..." (Alexander Zulkarnain-Inspektur Investigasi Kemenkeu sekaligus pegiat sastra Kemenkeu-narasumber pada acara peluncuran buku Gemilang 2021 Kanwil DJP Jakarta Khusus, 30 Maret 2022 ) Blessing In Disguise “Something that seems bad or unlucky at first, but results in something good happening later.”            Begawan John Maynard Keynes [1] bertalu-talu mengingatkan agar pada masa ekonomi sulit, pemerintah perlu manambah belanja dan menurunkan pajak untuk merangsang sisi permintaan supaya mengangkat ekonomi keluar dari depresi. Artinya secara blak-blakan, dia menentang engkongnya sendiri, Adam Smith [2] , karena sinuhun yang kusebut terakhir ini lebih suka memasrahkan penyelesaian depresi ekonomi kepada invisible hand , bahwa ekonomi memiliki kekuatannya sendiri untuk keluar dari masa depresi...