Langsung ke konten utama

Kangen Solo

Akhirnya punya kesempatan mengunjungi Solo lagi. Meski hanya sebentar tapi tak mengapa. Pertama langsung ke Pasar Klewer yang terletak di Jalan Radjiman, Solo. Konon merupakan pasar batik terbesar di Indonesia. Puaskan hasrat anda belanja batik di sini. Ada batik tulis, cap dan kain lurik. Ada juga motif khas Solo, teruntum. Meski batik solo tak selalu solo, tapi tetap asyik berburu batik di sini.

Karena sudah jam makan siang, langsung ke warung Kerengsengan. Kalau di Jakarta seperti tongseng tapi kuahnya lebih sedikit. Ada juga sate buntal, seperti sate pada umumnya tetapi terbuat dari daging yang telah dihancurkan terlebih dahulu kemudian dililit ke tusuk sate dan dibungkus lembaran lemak untuk selanjutnya dibakar. Wah dengan minuman es jeruk sungguh pas, panas kombinasi dingin.

Pasar Klewer selain menawarkan batik juga menjajakan berbagai kudapan khas solo, sebut saja intip, belut goreng tepung dan stoking (kulit ceker ayam yang digoreng kering).

Setelah puas berkeringat di pasar Klewer, kunjungilah Keraton Surakarta. Menurut buku babad tanah Jawi yang disusun oleh W. Orthof di Leiden 1940, keraton yang bernama asli Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat adalah kelanjutan kasunanan Kartasura, yang pindah karena hancur pasca pemberontakan kaum cina 1743 dan perang saudara.

Yang pertama bergelar Susuhunan Pakubuwono adalah Pangeran Puger (Adik Amangkurat II), ketika Amangkurat II meninggal dia menangkap cahaya dari jenasah kakaknya. Akhirnya kasunan Surakarta terbagi dua sesuai perjanjian Giyanti 1755 menjadi Kasunanan Surakarta (raja bergelar Paku Buwono) dan Kesultanan Ngayoyakarta (dengan Pangeran Mangkubumi sebagai raja pertama bergelar Hamengkubuwono I).


Keraton Surakarta
Dalam perkembangannya nanti Kasunanan Surakarta juga terpecah lagi menjadi dua, berbagi kuasa dengan Mangkunegoro I (Raden Mas Said) pada tahun 1757.

Kasunanan Surakarta adalah pusat budaya, terbukti dengan melimpahnya tulisan sastra yang tersohor pada jamannya. Sebut saja Serat Centhini.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akhir Kisah Hidup Tokoh Film Bumi Manusia

Bumi Manusia, roman karya Pramudya Ananta Toer, merupakan bagian pertama dalam empat novel seri Pulau Buru- Bumi Manusia - Anak Semua Bangsa - Jejak Langkah - Rumah Kaca. Sebuah novel berseting tahun 1898 tentang pertemuan budaya-politik antara negeri jajahan dengan negeri induknya. Tokoh utama digambarkan seorang lelaki muda pribumi yang dididik secara eropa dan mengaguminya kemudian menghadapi kenyataan bahwa negeri terjajah selalu berada pada posisi teraniaya. Sehingga melawan melalui tulisan di koran yang akhirnya merangsang tokoh nasionalisme lainnya menuju pergerakan pra-kemerdekaan Indonesia.  Tahun 2019 Roman ini diangkat ke layar lebar oleh Falcon Picture, disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Minke Tokoh utama, setelah kembali dari pembuangan dari Maluku menghadapi kenyataan bahwa seluruh hartanya termasuk kantor koran di Jalan Naripan Bandung, hotel di kawasan Jalan Kramat Raya, toko alat tulis/kantor di Kwitang Jakarta, rumah tinggal di dekat Kebun Raya Bogo...

Treking Cisadon

thanks for reading, Alternatif olahraga di hari cerah, memang perlu efort karena letaknya di pedalaman sentul selatan. Dengan mobil dari jakarta keluar pintu tol sentul selatan. Kemudian menuju titik 0 km Hambalang. Bermotor lebih praktis. Ikuti jalan menuju koordinat ini. parkiran trail prabowo https://maps.app.goo.gl/7T16kdmozDT6KNZg6 Parkir tidak terlalu luas. Mungkin hanya muat untuk 20 mobil dan 40 motor. Jadi usahakan pagi sudah sampai di titik start. Rupanya trek treking termasuk favorit  terbukti pagi benar sudah banyak yang datang. Panjang trek 7 km sampai desa Cisadon, elevasi tidak sampai 400 m, jadi bersahabat untuk treker pemula. Bahkan beberapa anak TK Nol besar terlihat semangat treking. Kondisi jalur sebagian besar jalan batu (makadam), jalan berpasir dan beberapa zona jalan berlumpur. Karena jalur berada di sisi tebing maka terdapat rembesan air yang mengalir ke jalur. Terdapat curug di kanan jalur, airnya meluap ke jalanan. Habitasi adalah hutan dataran rendah, d...

BLESSING IN DISGUISE

"...tulisannya renyah, selera humornya bukan kaleng-kaleng, mengingatkan saya pada James Herriot, Andrea Hirata, Mahbub Djunaidi dan Slamet Suseno..." (Alexander Zulkarnain-Inspektur Investigasi Kemenkeu sekaligus pegiat sastra Kemenkeu-narasumber pada acara peluncuran buku Gemilang 2021 Kanwil DJP Jakarta Khusus, 30 Maret 2022 ) Blessing In Disguise “Something that seems bad or unlucky at first, but results in something good happening later.”            Begawan John Maynard Keynes [1] bertalu-talu mengingatkan agar pada masa ekonomi sulit, pemerintah perlu manambah belanja dan menurunkan pajak untuk merangsang sisi permintaan supaya mengangkat ekonomi keluar dari depresi. Artinya secara blak-blakan, dia menentang engkongnya sendiri, Adam Smith [2] , karena sinuhun yang kusebut terakhir ini lebih suka memasrahkan penyelesaian depresi ekonomi kepada invisible hand , bahwa ekonomi memiliki kekuatannya sendiri untuk keluar dari masa depresi...