Langsung ke konten utama

Ngulik Bandung

"SS.. S .Siapa kau pak Tua?" tanyaku tergagap pada pria berjubah hitam dan berjenggot putih.
"Jangan takut nak, aku Buto Locaya," Jawab kakek itu. "Aku patih kediri,"
Tak pernah kudengar nama itu di buku sejarah waktu sekolah dulu. Menyadari bahwa aku tak percaya padanya, sang Kakek berkata,
"Aku buto Locaya, aku patih Kediri, prabuku Joyoboyo, setelah mati aku jagi penunggu gunung Wilis, jika kau tak percaya, carilah Serat Dharmogandul."
"Apa maumu pak Tua?" jawabku tak sabar.
"Kamu harus ke Bandung!" perintahnya.
Tiba-tiba si kakek membesar dan tambah tinggi, sampai hampir sepohon kelapa. Dia memetik buah kelapa dan melemparkannya padaku, aku lari dan terjatuh, brukkk.
Ternyata mimpi. Mungkin ini wangsit dari Buto Locaya.

Akhirnya Sabtu pagi awal Februari, ke Bandung.
Setelah lepas Tol Cikampek-Sadang dan lanjut lewat terusan Pasteur, langsung parkir di depan taman Lansia. Taman Lansia? Hah apa maumu kakek Buto Locaya? Ternyata di seberang ada Yoghurt Cisangkuy. Pesan bertiga. Ini bagiku bukan Yoghurt, lebih mirip sirop karena terlalu encer, setahuku Yoghurt mesti disendok karena kentalnya. Tapi ga papa, yang penting anak istriku ikut senang.

Di seberang jalan yang searah Gedung Sate, ada Museum Geologi. Ternyata masuknya gratis, luar biasa!. Disini bisa belajar jenis-jenis mineral berdasarkan kekerasan. Ada sistem Mohs ada sistem absolut. Kalo sistem Mohs, mengklasifikasikan kekerasan mineral menjadi 10 kelas. Angka 1 paling lunak (Gypsum) dan Angka 10 paling keras (Berlian).  Ternyata batu dan mineral itu berbeda, kalau Mineral itu memiliki struktur atom yang homogen, kalau batu merupakan kumpulan dari beberapa mineral. Sebagai contoh batu Ruby, sebenarnya bukan batu tapi lebih tepat disebut mineral karena struktur atomnya homogen (Al2SIO3). Dia memiliki kekerasan 9 Mohs, atau 400 skala Absolut.
Karena laper langsung ke arah Martadinata, masuk ke warung mpera. Ada Cumi bakar, Iga bakar, gepuk, Gurame goreng. Semuanya manis banget. Ga terlalu istimewa, justru sambelnya yang enak. Tapi aku kesini kan bukan buat makan sambel?
Seharian ngubek-ngubek factory outlet ternyata asyik juga. Kalo lapar tinggal ke pinggir jalan, ada sosis bakar, mie kocok sampai batagor bandung. Mie kocok ternyata unik, mie kuning di dalam kuah berbumbu ditambah kikil kaki sapi, kalau di bogor mungkin sepadan dengan soto mie bogor.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akhir Kisah Hidup Tokoh Film Bumi Manusia

Bumi Manusia, roman karya Pramudya Ananta Toer, merupakan bagian pertama dalam empat novel seri Pulau Buru- Bumi Manusia - Anak Semua Bangsa - Jejak Langkah - Rumah Kaca. Sebuah novel berseting tahun 1898 tentang pertemuan budaya-politik antara negeri jajahan dengan negeri induknya. Tokoh utama digambarkan seorang lelaki muda pribumi yang dididik secara eropa dan mengaguminya kemudian menghadapi kenyataan bahwa negeri terjajah selalu berada pada posisi teraniaya. Sehingga melawan melalui tulisan di koran yang akhirnya merangsang tokoh nasionalisme lainnya menuju pergerakan pra-kemerdekaan Indonesia.  Tahun 2019 Roman ini diangkat ke layar lebar oleh Falcon Picture, disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Minke Tokoh utama, setelah kembali dari pembuangan dari Maluku menghadapi kenyataan bahwa seluruh hartanya termasuk kantor koran di Jalan Naripan Bandung, hotel di kawasan Jalan Kramat Raya, toko alat tulis/kantor di Kwitang Jakarta, rumah tinggal di dekat Kebun Raya Bogo...

What is Chongqing 1949 Shows Tell About

thanks for reading, Located at Chongqing theatre, PRC, a 360 degree pivotal stage, what is realy tell about? In 1949, when the new China had just been established, the city of Chongqing remain shrouded in darkness. Represented by the Third Brother, Lin Zijie, and Jin Ziu, Communist Party member faced the enemy's brutal torture at the Zahzhidong and Baigongguan prisons, faced life-and-death choices everyday. The underground party in Chongqing was actively rescuing comrades in prisons. Meanwhile, the Second Brother, Lin Zihao, led the advanced detachment of the Second Field Army of the Chinese People's Liberation Army, marching swiftly toward the southwest. However, just before the liberation of Chongqing, the Nationalist goverment issued an order to the eldest brother, Lin Zixiong, to carry out the masacre and destroy the city, causing numerus revolutionary martyrs to fall at the break of dawn. Preface The Darkness Before Dawn China underwent tremendous transformation in the lat...

Pdt. Ferdinand Suleeman Yang Kuingat

Karangan Bunga di depan gereja Thanks for reading, Hari ini, Minggu 12 Januari 2025 adalah ibadah minggu GKI Bektim sekaligus upacara penutupan peti alm. Pdt. Ferdinand Suleeman. Semasa hidupnya, umat biasa menyapanya dengan panggilan formal "Pdt. Ferdi" atau "pak Ferdi", kadang secara informal ada yang memanggilnya dengan sebutan "Boksu". Yang kuingat tentang Pdt. Ferdinand Suleeman: 1. Soal Musik, jangan ditanya lagi: a.    Boksu jago main Violin, di suatu Ibadah Minggu, pada Saat Hening, beliau memainkan komposisi violin karya komponis asal Perancis, Jules Massenet berjudul Thais Meditation (1894). Aslinya komposisi ini adalah instrumen dalam opera, penuh dengan perubahan dinamika dari Pianissimo ke Fortissimo , lalu tetiba Pianissimo lagi, bertebaran  Ritardando kemudian A Tempo . Kejadian lucu waktu itu adalah ketika Jemaat terlanjur bertepuk tangan karena mengira sudah sampai di akhir lagu namun sebenarnya belum, masih tersisa beberapa birama ...