Rabu, 10 November 2010

Nasi Teri di Punggung Halimun

"Kamulah lelaki sesat lagi susah diatur", begitulah hardik Mbok Rah -Juru Jampi kampung kami dulu sewaktu aku masih kecil- sambil tak henti mengunyah sirih. Seumur-umur aku tak percaya ramalan itu, sampai di suatu subuh  sepertinya ramalan  yang telah lama terdiam di awan-awan, terlempar ke pucuk pohon trembesi dan pohon kokoh  keluarga Fabaceae ini mementalkannya padaku.  
***
Betapa tidak, disaat banyak gunung sedang bangun dari tidurnya, -Merapi meletus lalu Krakatau  mulai kambuh bengeknya- dan diikuti belasan gunung lainnya yang tadinya seanggun putri solo tapi kini mulai genit, eh malah aku merencanakan naik gunung lagi.

What is Chongqing 1949 Shows Tell About

thanks for reading, Located at Chongqing theatre, PRC, a 360 degree pivotal stage, what is realy tell about? In 1949, when the new China had...