Langsung ke konten utama

Logical Fallacy Dalam Berdiskusi

Berikut adalah beberapa jenis kebiasaan buruk lagi salah dalam berargumentasi yang sering digunakan orang dalam berdiskusi. Cara berlogika seperti ini dapat mengganggu tata tertib berdiskusi. Mengapa? karena cara berargumen yang salah tersebut tidak menyentuh pokok bahasan/ihwal yang didiskusikan sehingga pembicaraan menjadi menyimpang dari topik diskusi. Jadi seharusnya model argumen seperti itu dihindarkan dalam berdiskusi.

argumentum ad hominem (kadang disebut ad hominem saja): attack the opponent not his argument, yang diserang adalah pribadinya bukan argumennya si lawan diskusi. Misalnya: seseorang mengkonter argumen anda dengan menyatakan "situ waras?", "kurang piknik lu!", nampak akrab kan di medsos dengan cara diskusi di atas? Nah seharusnya argumen seperti ini dihindari.

red herring : irrelevant/out of topic argument. Banyak nih di medsos, topiknya apa eh yang dikonter apa ga berhubungan, misalnya topik diskusi adalah pengelolaan utang negara, eh ada yang nyeletuk pengelolaan dana haji misalnya, topiknya lain.

ad populum/ad numerum : biasanya gini/banyak banget yang gini, seolah dengan banyaknya/kebiasaannya maka itu yang benar. Yang benar ya benar bukan karena biasanya atau karena banyaknya yang melakukan.

argumentum ad segobungkusun : argumentasi untuk segera mengakhiri rapat yang kelamaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akhir Kisah Hidup Tokoh Film Bumi Manusia

Bumi Manusia, roman karya Pramudya Ananta Toer, merupakan bagian pertama dalam empat novel seri Pulau Buru- Bumi Manusia - Anak Semua Bangsa - Jejak Langkah - Rumah Kaca. Sebuah novel berseting tahun 1898 tentang pertemuan budaya-politik antara negeri jajahan dengan negeri induknya. Tokoh utama digambarkan seorang lelaki muda pribumi yang dididik secara eropa dan mengaguminya kemudian menghadapi kenyataan bahwa negeri terjajah selalu berada pada posisi teraniaya. Sehingga melawan melalui tulisan di koran yang akhirnya merangsang tokoh nasionalisme lainnya menuju pergerakan pra-kemerdekaan Indonesia.  Tahun 2019 Roman ini diangkat ke layar lebar oleh Falcon Picture, disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Minke Tokoh utama, setelah kembali dari pembuangan dari Maluku menghadapi kenyataan bahwa seluruh hartanya termasuk kantor koran di Jalan Naripan Bandung, hotel di kawasan Jalan Kramat Raya, toko alat tulis/kantor di Kwitang Jakarta, rumah tinggal di dekat Kebun Raya Bogo...

What is Chongqing 1949 Shows Tell About

thanks for reading, Located at Chongqing theatre, PRC, a 360 degree pivotal stage, what is realy tell about? In 1949, when the new China had just been established, the city of Chongqing remain shrouded in darkness. Represented by the Third Brother, Lin Zijie, and Jin Ziu, Communist Party member faced the enemy's brutal torture at the Zahzhidong and Baigongguan prisons, faced life-and-death choices everyday. The underground party in Chongqing was actively rescuing comrades in prisons. Meanwhile, the Second Brother, Lin Zihao, led the advanced detachment of the Second Field Army of the Chinese People's Liberation Army, marching swiftly toward the southwest. However, just before the liberation of Chongqing, the Nationalist goverment issued an order to the eldest brother, Lin Zixiong, to carry out the masacre and destroy the city, causing numerus revolutionary martyrs to fall at the break of dawn. Preface The Darkness Before Dawn China underwent tremendous transformation in the lat...

Pdt. Ferdinand Suleeman Yang Kuingat

Karangan Bunga di depan gereja Thanks for reading, Hari ini, Minggu 12 Januari 2025 adalah ibadah minggu GKI Bektim sekaligus upacara penutupan peti alm. Pdt. Ferdinand Suleeman. Semasa hidupnya, umat biasa menyapanya dengan panggilan formal "Pdt. Ferdi" atau "pak Ferdi", kadang secara informal ada yang memanggilnya dengan sebutan "Boksu". Yang kuingat tentang Pdt. Ferdinand Suleeman: 1. Soal Musik, jangan ditanya lagi: a.    Boksu jago main Violin, di suatu Ibadah Minggu, pada Saat Hening, beliau memainkan komposisi violin karya komponis asal Perancis, Jules Massenet berjudul Thais Meditation (1894). Aslinya komposisi ini adalah instrumen dalam opera, penuh dengan perubahan dinamika dari Pianissimo ke Fortissimo , lalu tetiba Pianissimo lagi, bertebaran  Ritardando kemudian A Tempo . Kejadian lucu waktu itu adalah ketika Jemaat terlanjur bertepuk tangan karena mengira sudah sampai di akhir lagu namun sebenarnya belum, masih tersisa beberapa birama ...