Langsung ke konten utama

Sup Ikan Subang

Subang terkenal dengan Nanas dan Peuyeum. Lihat saja sepanjang jalan menuju Subang, Nanas dan Peuyem berbagi tempat bergelantungan di pinggir jalan. Menggoda siapa saja yang melintas. Ternyata Subang juga menyimpan segudang rimba Kuliner lainnya, sebut saja Sup Ikan. Tak sengaja makan di sebuah restoran agak keluar dari Subang, kok enak dan kokinya berbaik hati membagi resep untuk anda. Gurame, beberapa logat menyebutnya Gurami (Osphronemus goramy) adalah ikan air tawar, umumnya omnivora.  Ikan gempal yang masih berkerabat dengan ikan Sepat ini ternyata enak disup.

SUP IKAN GURAME SUBANG

Bahan:
1 ekor ikan Gurameh (900gram)
12 butir bawang merah
3 helai daun bawang
3 helai seledri
1 ikat kemangi
1 Tomat merah
1 Tomat Hijau 
garam secukupnya
gula secukupnya

Cara membuat:
Bersihkan ikan, buang sisik, sirip dan isi perutnya
Panaskan air 550 cc
Rajang Bawang Merah, setengah bagian digoreng, sisanya diamkan
Potong-potong tomat, daun bawang dan seledri
Kemangi ambil daunnya
Setelah air mendidih, masukkan bawang rajang mentah, tunggu bawang berubah warna
masukkan ikan, tomat, daun bawang, tunggu mendidih kembali
tambahkan garam dan gula secukupnya
masukkan daun seledri sesaat sebelum api dimatikan
pindahkan ke mangkok kaca, taburi dengan daun kemangi dan bawang merah goreng

Disajikan dengan nasi hangat

*resep telah dicoba

Komentar

hari nan elok mengatakan…
Please send that recipe to me Bro! from Unknown people from outer space

Postingan populer dari blog ini

Akhir Kisah Hidup Tokoh Film Bumi Manusia

Bumi Manusia, roman karya Pramudya Ananta Toer, merupakan bagian pertama dalam empat novel seri Pulau Buru- Bumi Manusia - Anak Semua Bangsa - Jejak Langkah - Rumah Kaca. Sebuah novel berseting tahun 1898 tentang pertemuan budaya-politik antara negeri jajahan dengan negeri induknya. Tokoh utama digambarkan seorang lelaki muda pribumi yang dididik secara eropa dan mengaguminya kemudian menghadapi kenyataan bahwa negeri terjajah selalu berada pada posisi teraniaya. Sehingga melawan melalui tulisan di koran yang akhirnya merangsang tokoh nasionalisme lainnya menuju pergerakan pra-kemerdekaan Indonesia.  Tahun 2019 Roman ini diangkat ke layar lebar oleh Falcon Picture, disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Minke Tokoh utama, setelah kembali dari pembuangan dari Maluku menghadapi kenyataan bahwa seluruh hartanya termasuk kantor koran di Jalan Naripan Bandung, hotel di kawasan Jalan Kramat Raya, toko alat tulis/kantor di Kwitang Jakarta, rumah tinggal di dekat Kebun Raya Bogo...

What is Chongqing 1949 Shows Tell About

thanks for reading, Located at Chongqing theatre, PRC, a 360 degree pivotal stage, what is realy tell about? In 1949, when the new China had just been established, the city of Chongqing remain shrouded in darkness. Represented by the Third Brother, Lin Zijie, and Jin Ziu, Communist Party member faced the enemy's brutal torture at the Zahzhidong and Baigongguan prisons, faced life-and-death choices everyday. The underground party in Chongqing was actively rescuing comrades in prisons. Meanwhile, the Second Brother, Lin Zihao, led the advanced detachment of the Second Field Army of the Chinese People's Liberation Army, marching swiftly toward the southwest. However, just before the liberation of Chongqing, the Nationalist goverment issued an order to the eldest brother, Lin Zixiong, to carry out the masacre and destroy the city, causing numerus revolutionary martyrs to fall at the break of dawn. Preface The Darkness Before Dawn China underwent tremendous transformation in the lat...

Pdt. Ferdinand Suleeman Yang Kuingat

Karangan Bunga di depan gereja Thanks for reading, Hari ini, Minggu 12 Januari 2025 adalah ibadah minggu GKI Bektim sekaligus upacara penutupan peti alm. Pdt. Ferdinand Suleeman. Semasa hidupnya, umat biasa menyapanya dengan panggilan formal "Pdt. Ferdi" atau "pak Ferdi", kadang secara informal ada yang memanggilnya dengan sebutan "Boksu". Yang kuingat tentang Pdt. Ferdinand Suleeman: 1. Soal Musik, jangan ditanya lagi: a.    Boksu jago main Violin, di suatu Ibadah Minggu, pada Saat Hening, beliau memainkan komposisi violin karya komponis asal Perancis, Jules Massenet berjudul Thais Meditation (1894). Aslinya komposisi ini adalah instrumen dalam opera, penuh dengan perubahan dinamika dari Pianissimo ke Fortissimo , lalu tetiba Pianissimo lagi, bertebaran  Ritardando kemudian A Tempo . Kejadian lucu waktu itu adalah ketika Jemaat terlanjur bertepuk tangan karena mengira sudah sampai di akhir lagu namun sebenarnya belum, masih tersisa beberapa birama ...