Langsung ke konten utama

Pantai Anyer (Lagi)

Anyer masih merupakan objek wisata favorit di bumi Parahyangan ini. Jaraknya cukup dekat dengan Jakarta. Meski kecenderungan penduduk metropolitan memilih Bandung atau Puncak untuk weekend, tetapi Pantai Anyer masih menjadi salah satu pilihan favorit. Buktinya minggu ini, jalan Labuhan menuju Anyer tetap dipadati kendaraan dari luar kota.

Sepanjang jalan Labuhan banyak terdapat Hotel mulai yang murmer sampai berstandar bintang, tinggal anda sesuai dengan budget. Kali ini saya memilih di Hotel besar yang cukup tua dengan alasan garis pantainya yang panjang. Paket yang ditawarkan Rp.1.500.000 untuk 3 kamar tidur , 3 kamar mandi, plus dapur. Bisa diisi 10-12 orang.
Kondisi Jalan sejak komplek Krakatau Industrial Park, lebih mirip taburan kerikil daripada jalan, bopeng disana sini. Akhirnya sampai di tujuan 10.30 langsung persiapan pembagian kamar dan makan siang.



Sepanjang pantai di belakang hotel ini terdapat berbagai macam aktifitas yang bisa dilakukan. Dengan panjang bentangan pantai kurang lebih 1 km, tentu membuat anda leluasa memilih aktifitas. Sebut saja banana boat, sekedar berenang, jetski, dan yang paling seru papan luncur. Tak butuh keahlian khusus untuk bermain papan luncur ini. Yang perlu dilakukan hanya menunggu ombak dan loncat sambil mendekap papan luncur maka tubuh kita akan didorong ke darat oleh ombak.

Jangan kuatir haus atau kelaparan, di pinggir pantai ini banyak dijajakan kelapa muda, otak-otak, pisang, seafood dan lainnya. Kalau itu masih belum cukup, berbagai jenis opak juga dijajakan di sini, berbagi tempat dengan emping baik yg mentah atau sudah digoreng dan musuh bebyutanku 'pete'. Bagi yang suka seni lukis tubuh, di sini juga banyak outlet tatto, tinggal pilih ditangan, kaki atau pundak. Kalau cuaca cerah, gunung Anak Krakatau bisa kelihatan dari sini. Dan sorenya anda bisa menikmati matahari tenggelam, jingga di barat sana, di atas lengkung horison. Lambat laun turun dan akhirnya menghilang.


Malam harinya anda bisa menikmati durian, umumnya dijajakan di pinggir jalan. Atau buat acara bakar ikan. Di sepanjang jalan Labuhan banyak konter ikan laut segar. Jangan lupa awasi timbangannya.
 

How to get there:
From Jakarta (by car) Jalan Tol Tangerang - Merak (Toll Road 86km)
turn Left onto Exit Cilegon Timur (1,2km)
turn Right onto Jalan Ahmad Yani, Serang (3,7km)
continue onto Jalan Ageng Tirtayasa (650m)
continue on to Jalan Simpang Tiga (650m)
turn Left onto Jalan Letjend Suprapto (8,2km)
continue onto Jalan Brigjen Katamso (5,3km)
continue onto Jalan Raya Anyer (min 6km)
your destination is on your right hand

Komentar

chucksolle mengatakan…
Boss ini di Marbella bukan ?
Tunggulwulung mengatakan…
iya boss, ayo kapan rombongan kesana?

Postingan populer dari blog ini

Akhir Kisah Hidup Tokoh Film Bumi Manusia

Bumi Manusia, roman karya Pramudya Ananta Toer, merupakan bagian pertama dalam empat novel seri Pulau Buru- Bumi Manusia - Anak Semua Bangsa - Jejak Langkah - Rumah Kaca. Sebuah novel berseting tahun 1898 tentang pertemuan budaya-politik antara negeri jajahan dengan negeri induknya. Tokoh utama digambarkan seorang lelaki muda pribumi yang dididik secara eropa dan mengaguminya kemudian menghadapi kenyataan bahwa negeri terjajah selalu berada pada posisi teraniaya. Sehingga melawan melalui tulisan di koran yang akhirnya merangsang tokoh nasionalisme lainnya menuju pergerakan pra-kemerdekaan Indonesia.  Tahun 2019 Roman ini diangkat ke layar lebar oleh Falcon Picture, disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Minke Tokoh utama, setelah kembali dari pembuangan dari Maluku menghadapi kenyataan bahwa seluruh hartanya termasuk kantor koran di Jalan Naripan Bandung, hotel di kawasan Jalan Kramat Raya, toko alat tulis/kantor di Kwitang Jakarta, rumah tinggal di dekat Kebun Raya Bogo...

What is Chongqing 1949 Shows Tell About

thanks for reading, Located at Chongqing theatre, PRC, a 360 degree pivotal stage, what is realy tell about? In 1949, when the new China had just been established, the city of Chongqing remain shrouded in darkness. Represented by the Third Brother, Lin Zijie, and Jin Ziu, Communist Party member faced the enemy's brutal torture at the Zahzhidong and Baigongguan prisons, faced life-and-death choices everyday. The underground party in Chongqing was actively rescuing comrades in prisons. Meanwhile, the Second Brother, Lin Zihao, led the advanced detachment of the Second Field Army of the Chinese People's Liberation Army, marching swiftly toward the southwest. However, just before the liberation of Chongqing, the Nationalist goverment issued an order to the eldest brother, Lin Zixiong, to carry out the masacre and destroy the city, causing numerus revolutionary martyrs to fall at the break of dawn. Preface The Darkness Before Dawn China underwent tremendous transformation in the lat...

Pdt. Ferdinand Suleeman Yang Kuingat

Karangan Bunga di depan gereja Thanks for reading, Hari ini, Minggu 12 Januari 2025 adalah ibadah minggu GKI Bektim sekaligus upacara penutupan peti alm. Pdt. Ferdinand Suleeman. Semasa hidupnya, umat biasa menyapanya dengan panggilan formal "Pdt. Ferdi" atau "pak Ferdi", kadang secara informal ada yang memanggilnya dengan sebutan "Boksu". Yang kuingat tentang Pdt. Ferdinand Suleeman: 1. Soal Musik, jangan ditanya lagi: a.    Boksu jago main Violin, di suatu Ibadah Minggu, pada Saat Hening, beliau memainkan komposisi violin karya komponis asal Perancis, Jules Massenet berjudul Thais Meditation (1894). Aslinya komposisi ini adalah instrumen dalam opera, penuh dengan perubahan dinamika dari Pianissimo ke Fortissimo , lalu tetiba Pianissimo lagi, bertebaran  Ritardando kemudian A Tempo . Kejadian lucu waktu itu adalah ketika Jemaat terlanjur bertepuk tangan karena mengira sudah sampai di akhir lagu namun sebenarnya belum, masih tersisa beberapa birama ...