Rabu, 26 Februari 2020

Mancing Tengiri di Tanjung Pakis

Halo mancing mania. Tanjung Pakis terletak di pantura tepatnya kecamatan Pakisjaya, kabupaten Karawang.

Untuk menuju spot pancing, nahkoda memacu perahu motornya ke tengah laut sekira 1.5 jam dari bibir pantai. Di sana akan bertemu dengan bekas Rig di beberapa tempat.
Di bekas Rig inilah konon, ikan banyak berkeliaran.

Jam 05.00 mulai memancing umpan, setelah mendapat umpan berupa ikan-ikan kecil, mulailah dilakukan aktifitas memancing.
Ikan yang didapat pada jam ini umumnya ikan Barakuda atau ikan Alu-alu, sejenis ikan pemangsa bergigi tajam. Tak heran beberapa kali tali pancing putus digondol ikan ini.

Sekira jam 9.00 ikan yang di dapat sebangsa kakap-kakapan. Jam 10.00 sd jam 11.00 tidak ada ikan yang terkena umpan. Baru sekitar pukul 12.00 mulai dapat ikan Tenggiri. Termasuk terakhir mendapat jackpot berupa Ikan Talang -talang atau Queen Fish. Ikan berbadan pipih lebar sehingga tarikan terasa berat.

Beberapa tips dari Nahkoda:
1. Dilarang membawa pisang, telur (katanya pamali).
2. Wajib membawa topi dan jaket tebal karena anginnya besar. 

Senin, 24 Februari 2020

Bening Dano Kaco

Kaco dalam bahasa setempat artinya kaca. Memang benar, danau Kaco airnya sangat bening, sampai bisa melihat tembus ke dasar danau yang konon sedalam 40 meter. Terletak di desa Lempur, kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi. Tidak angkutan umum menuju daerah ini, sehingga terpaksa menyewa mobil atau ojeg.

Terdapat batang potong besar yang tenggelam di danau. Air bening kebiruan seperti permata Aqua Marine.

Danau ini dihuni ikan Semah, sebangsa ikan carper-carperan berwarna abu-perak-hitam, berkumis dan bersisik seperti ikan mas. Konon ikan Semah adalah makanan raja-raja (depati) jaman dulu. Harganya lumayan mahal, umumnya gulai ikan Semah di warung makan dibandrol (dipotong sebesar tiga jari) rp.35.000. Sisiknya lembut sehingga bisa dimakan.

Lokasinya di sini.


Jumat, 21 Februari 2020

Surati, Pahlawan Perempuan Dari Tulangan

Ilustrasi Pabrik Gula, Abraham Salm
Virus Corona Novel (Covid-19) sedang ramai di media, jadi teringat kisah pandemi yang diabadikan roman Anak Semua Bangsa karya Pramoedya Ananta Toer.

Diceritakan bahwa dulu tahun 1900an di Tulangan, Sidoarjo, Jawa Timur terdapat pabrik gula yang dipimpin tuan besar kuasa administratur bernama Frits Humerus Vlekkenbaaij. Penduduk sekitar pabrik melafalkannya sebagai Plikemboh. Orangnya gemuk, botak, pipi menggantung, berbulu, licik dan berkuasa. Bahkan kabarnya Gubernur Jenderal saja kalah besaran gajinya dibanding Plikemboh. Anak kecil melihat dia bisa kena sawan. Intinya bagi penduduk kalau bisa jangan sampai berpapasan dengan orang ini.

Paiman (anak Sastrotomo dahulu juru tulis pabrik itu; kakak Sanikem/nyai Ontosoroh) bekerja di pabrik itu sebagai kasir, sehingga masyarakat memanggilnya Sastro Kassier. Jabatan mentereng untuk pribumi waktu itu. Paiman punya anak perempuan beranjak dewasa bernama Surati.

Dasar sial, Plikemboh mengetahui bahwa Sastro Kassier punya anak perempuan dan dia ingin menjadikannya gundik. Maka dengan kelicikannya Plikemboh mengambil uang pabrik dan menuduh Sastro Kassier yang mencurinya. Supaya perkara ini tak diteruskan ke polisi, Plikemboh menawarkan bagaimana jika Surati digundiknya.

Karena takut jabatannya hilang, Sastro Kassier memberikan Surati dipergundik Plikemboh. Tentu rencana ini ditentang Djumilah, namun apa daya istri jika kepala keluarga sudah memutuskan. Tetapi Surati punya rencana terpendam. Di sinilah cerita dimulai.

Surati mengiyakan saja keinginan bapaknya yang pengecut dan gila jabatan ini. Tetapi sebelum diserahkan kepada Plikemboh, Surati meminta satu hal yaitu pergi beberapa hari dari rumah untuk bersamadi.

Saat malam Surati berjalan ke arah selatan Tulangan, barangkali 15 km. Hanya ditemani sinar rembulan dan suara ajag. Beristirahat barang sebentar. Sepi karena serdadu kompeni melarang orang keluar/masuk dari/ke desa di selatan sana. Sebabnya desa itu diserang wabah cacar. Dinas kesehatan kompeni kewalahan dan satu-satunya cara mencegah cacar meluas adalah menyemprot seluruh desa itu dengan minyak bumi kemudian di bakar. Rencana itu diprotes oleh para lurah, sebelum dibakar setidaknya diberikan kesempatan penghuni desa untuk mati sewajarnya dalam cacar.

Surati berjalan sepuluh kilometer lagi ke selatan. Dilihatnya api unggun, mungkin itu adalah pos jaga kompeni. Dia merunduk, berjalan dengan kedua sikunya supaya tidak ketahuan. Surati berhasil masuk desa itu, sepi. Dia memasuki suatu rumah, ada mayat sekeluarga rumah itu. Pasti mati terkena cacar. Di luaran sana, mayat-mayat bergelimpangan beberapa bagian tubuh mayat itu luka digerigiti binatang. Bau bangkai dimana-mana.

Surati tinggal barang dua hari dan tiga malam di situ. Badannya serasa merinding jika terkena angin. Mungkin virus cacar sudah mulai menggerogotinya. Kemudian ia berjalan pulang ke Tulangan. Harus merunduk lagi, berjalan dengan kedua siku, supaya tidak terlihat oleh pos jaga serdadu kompeni. Kemudian terus berjalan ke utara sampai menjelang pagi. Sekira sudah dekat Tulangan, ia sempatkan mandi di suatu sumur dan berganti pakaian. Pakaian yang terbaik. Kali ini tujuannya hanya satu, rumah Plikemboh.

Sesampai di depan rumah tuan besar kuasa administratur, ia ucapkan kulonuwun. Plikemboh keluar, bertanya: "Kamu Surati anak Sastro Kassier?" Iya ini sahaya ndoro, jawab Surati gemetaran. Plikemboh dengan girang membimbing Surati menaiki tangga rumah menuju kamar. Tempat yang akan mengubahnya dari perawan menjadi gundik. Status hina yang mungkin akan disandangnya seumur hidup. Surati berpikir, ambilah semuanya dari padaku dan semoga kamu binasa dengan baksil cacar di tubuhku.

Mereka berdua di hari-hari belakangan tergolek di ranjang menunggu datangnya maut. 

Desa di selatan sana telah dibakar kompeni. Sementara Tulangan terlalu berharga untuk dibakar karena ada pabrik gula. Pencacaran dilakukan di Tulangan. Penduduk diisolasi. Banyak yang meninggal. Di antara yang meninggal adalah Plikemboh, sementara Surati selamat namun harus menanggung bekas bopeng di wajahnya.

Surati tidak mampu melawan bapaknya, apalagi melawan Plikemboh. Namun dia melawan dengan caranya sendiri. Setidaknya dapat berbuat lebih daripada Sanikem ketika dahulu diserahkan oleh Sastrotomo kepada tuan administratur Herman Mellema. Surati adalah pahlawan.

Sumber: Anak Semua Bangsa, Pramoedya Ananta Toer, halaman 187-229  

Panduan Ngopi Cantik di Bangko

Biar kata di ujung dunia, tapi jangan lupa begaya. Bangko sebuah kabupaten nun di udik Jambi juga tak kalah dalam hal kopi. Kopi lokal dari Jangkat November tahun yang lalu malah menang dalam lomba kopi yang digelar Specialty Coffee Association of Indonesia ke-8 di Ibis Bandung. Ini lho tempat ngopi asyik di Bangko:

1. Breakthru Coffee
Letaknya dekat jembatan Nol km Bangko (arah Sarolangun). Dekorasi tempatnya juga keren, beberapa lukisan unik, kursi terbuat dari kayu solid. Paling suka di sini adalah Latte. Waiters legendarisnya bernama Arif, suka ngobrol, pengetahuannya banyak mulai film sampai politik luar negeri. Kebersihan 8, Ketenangan 9, Terang Lampu 8.Lokasinya di sini.

2. Becakap Coffee
Spesialis kopi Jangkat, robusta tapi ada kecutnya, lho kok bisa? inilah uniknya. Selain ngopi pengunjung bisa karaoke diiring Youtube yang dihubungkan ke sound system. Paling suka Affogato. Kebersihan 7, Ketenangan 7, Terang Lampu 7, Nyanyi gratis 10. Lokasinya di sini.

3. Zara Coffee
Porsi Latte lebih besar dibanding warung ngopi lainnya. Material kursi juga bagus. Kadang dapat gratis kacang kulit. Kebersihan 8, Ketenangan 8, Terang lampu 8. Sempat tertarik dengan photo Irish Coffee tapi sayang tidak jual menu tersebut padahal saya suka mix ini. Lokasinya di sini.

Sabtu, 15 Februari 2020

Panduan Pertama Kali Nonton MOTOGP Sepang

Berikut tips dan trik dari seorang penggemar MotoGP yang telah saya coba dan hasilnya nyaman:
1. Tidak perlu berbahasa English, cukup bahasa Indonesia, apalagi jika anda sering nonton serial Ipin Upin, akan sangat membantu;
2. Beli tiket MotoGP jauh hari karena tiket Early Bird umumnya lebih murah 20sd25%. Bisa dibeli di tik**.com atau toko*****.com. Cuma kemarin pernah beli di toko***** (si penjual adalah perusahaan travel tertentu) ternyata waktu masuk ke circuit ditahan petugas dengan alasan barcode tiket itu telah ada yang pakai 50 orang!? Namun akhirnya petugas pintu masuk tetap memperbolehkan masuk;
3. Beli tiket Pesawat jauh hari umumnya lebih ekonomis;
4. Beli tiket bus RapidKL khusus race (untuk Bandara KLIA-Circuit Sepang pp atau Kuala Lumpur-Circuit Sepang pp) online lebih awal supaya tidak buang waktu antri tiket di venue;
5. Jika menginap di Kuala Lumpur terdapat beberapa pilihan ramah kantong, misalnya sekitaran KL Sentral (Little India) yaitu pusat moda angkutan di tengah KL, banyak makanan halal dengan harga terjangkau, didominasi rasa India seperti kari, ayam tandoori, nasi kandar, nasi lemak;
5. Ini yang paling penting, jika waktu anda tak terlalu longgar, maka usahakan begitu race finished, segera keluar circuit untuk menuju parkiran atau bis umum, karena jika menunggu semprot-semprot champagne maka di parkiran akan sangat penuh dan chaos, akibatnya saya pernah mengantri mengular dan berdiri selama 2 jam baru bisa masuk bis rapidKL menuju KL Sentral.

Kamis, 13 Februari 2020

Kepribadian Manusia berdasarkan kebiasaan Ngopi

Buku Besar Para Peminum Kopi, sebuah novel karya Andrea Hirata, mengklasifikasi kepribadian orang berdasarkan jenis minuman yang dipesannya ketika ke warung kopi.

Golongan pertama: Kopi tanpa gula, orang golongan ini disebut Player, sepahit kopinya, demikian juga liku hidupnya penuh petualangan yang mendebarkan. Sibuk mencari diri sampai akhirnya dirinya sendiri dicari polisi.

Golongan Kedua: Kopi yang takaran susu atau gulanya selalu tetap, wanna be player, golongan orang peragu yang tak suka perubahan. Di dalam hatinya selalu ingin terkenal seperti golongan pertama namun mental tak mengijinkan.

Ketiga: Minta Kopi dengan gula sedikit, setelah diminum minta tambahan gula, setelah ditambah gula masih bilang kurang manis, inilah golongan oportunis, selalu mencari celah dengan pencitraan.

Keempat: pemesan Teh Tawar, sudah repot-repot ke warung kopi namun memesan teh tawar: disebut golongan penyia-nyia hidup ini. 

What is Chongqing 1949 Shows Tell About

thanks for reading, Located at Chongqing theatre, PRC, a 360 degree pivotal stage, what is realy tell about? In 1949, when the new China had...