Rabu, 16 September 2020

Kegiatan Positif Waktu Pandemi Covid-19 Dengan Painting With Number

thanks for reading,

    Saat tidak bisa kemana-mana karena pandemi, lama-lama bisa bosan karena harus di rumah terus. Salah satu cara yang baik untuk mengisi waktu adalah painting with number. Yaitu menggambar patron yang telah ada di kanvas. Sebenarnya lebih tepat disebut mewarnai. Karena anda tinggal mengikuti sketsa yang telah dicetak di kanvas. Seperti apa ya?
 Paket painting with number terdiri dari kanvas putih ukuran 40X50cm yang telah ada sketsa/patron alur gambarnya, pewarna akrilik dalam 24 botol-botol kecil, kuas 3 jenis, kayu pigura dasar. Harganya sekira US$4.5 free ongkir dari marketplace ali*xpr*ss.
    
    Tadinya saat melihat pertama langsung putus asa, karena patronnya sangat renik, kecil-kecil dan sangat detil. Tiap segmen patronnya sudah ada nomornya, sehingga harus diwarnai dengan pewarna akrilik yang botolnya bernomor sama. Misalnya di patron tertulis angka 1, maka kita warna dengan botol akrilik nomor 1 dan seterusnya.
    
    Pelan-pelan, setelah ditelateni, bidang kanvas dapat terwarnai sampai selesai. Jadi selama pandemi covid ini, kegiatan di rumah tetap dapat menyenangkan. Ditambah lagi proses ini dapat meningkatkan kesigapan motorik halus, jadi bagi yang sudah mulai buyuten boleh mencoba. Mau? Pasti bisa, yang penting sabar ora kesusu. Ini dia prosesnya.




Rabu, 26 Februari 2020

Mancing Tengiri di Tanjung Pakis

Halo mancing mania. Tanjung Pakis terletak di pantura tepatnya kecamatan Pakisjaya, kabupaten Karawang.

Untuk menuju spot pancing, nahkoda memacu perahu motornya ke tengah laut sekira 1.5 jam dari bibir pantai. Di sana akan bertemu dengan bekas Rig di beberapa tempat.
Di bekas Rig inilah konon, ikan banyak berkeliaran.

Jam 05.00 mulai memancing umpan, setelah mendapat umpan berupa ikan-ikan kecil, mulailah dilakukan aktifitas memancing.
Ikan yang didapat pada jam ini umumnya ikan Barakuda atau ikan Alu-alu, sejenis ikan pemangsa bergigi tajam. Tak heran beberapa kali tali pancing putus digondol ikan ini.

Sekira jam 9.00 ikan yang di dapat sebangsa kakap-kakapan. Jam 10.00 sd jam 11.00 tidak ada ikan yang terkena umpan. Baru sekitar pukul 12.00 mulai dapat ikan Tenggiri. Termasuk terakhir mendapat jackpot berupa Ikan Talang -talang atau Queen Fish. Ikan berbadan pipih lebar sehingga tarikan terasa berat.

Beberapa tips dari Nahkoda:
1. Dilarang membawa pisang, telur (katanya pamali).
2. Wajib membawa topi dan jaket tebal karena anginnya besar. 

Senin, 24 Februari 2020

Bening Dano Kaco

Kaco dalam bahasa setempat artinya kaca. Memang benar, danau Kaco airnya sangat bening, sampai bisa melihat tembus ke dasar danau yang konon sedalam 40 meter. Terletak di desa Lempur, kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi. Tidak angkutan umum menuju daerah ini, sehingga terpaksa menyewa mobil atau ojeg.

Terdapat batang potong besar yang tenggelam di danau. Air bening kebiruan seperti permata Aqua Marine.

Danau ini dihuni ikan Semah, sebangsa ikan carper-carperan berwarna abu-perak-hitam, berkumis dan bersisik seperti ikan mas. Konon ikan Semah adalah makanan raja-raja (depati) jaman dulu. Harganya lumayan mahal, umumnya gulai ikan Semah di warung makan dibandrol (dipotong sebesar tiga jari) rp.35.000. Sisiknya lembut sehingga bisa dimakan.

Lokasinya di sini.


Jumat, 21 Februari 2020

Surati, Pahlawan Perempuan Dari Tulangan

Ilustrasi Pabrik Gula, Abraham Salm
Virus Corona Novel (Covid-19) sedang ramai di media, jadi teringat kisah pandemi yang diabadikan roman Anak Semua Bangsa karya Pramoedya Ananta Toer.

Diceritakan bahwa dulu tahun 1900an di Tulangan, Sidoarjo, Jawa Timur terdapat pabrik gula yang dipimpin tuan besar kuasa administratur bernama Frits Humerus Vlekkenbaaij. Penduduk sekitar pabrik melafalkannya sebagai Plikemboh. Orangnya gemuk, botak, pipi menggantung, berbulu, licik dan berkuasa. Bahkan kabarnya Gubernur Jenderal saja kalah besaran gajinya dibanding Plikemboh. Anak kecil melihat dia bisa kena sawan. Intinya bagi penduduk kalau bisa jangan sampai berpapasan dengan orang ini.

Paiman (anak Sastrotomo dahulu juru tulis pabrik itu; kakak Sanikem/nyai Ontosoroh) bekerja di pabrik itu sebagai kasir, sehingga masyarakat memanggilnya Sastro Kassier. Jabatan mentereng untuk pribumi waktu itu. Paiman punya anak perempuan beranjak dewasa bernama Surati.

Dasar sial, Plikemboh mengetahui bahwa Sastro Kassier punya anak perempuan dan dia ingin menjadikannya gundik. Maka dengan kelicikannya Plikemboh mengambil uang pabrik dan menuduh Sastro Kassier yang mencurinya. Supaya perkara ini tak diteruskan ke polisi, Plikemboh menawarkan bagaimana jika Surati digundiknya.

Karena takut jabatannya hilang, Sastro Kassier memberikan Surati dipergundik Plikemboh. Tentu rencana ini ditentang Djumilah, namun apa daya istri jika kepala keluarga sudah memutuskan. Tetapi Surati punya rencana terpendam. Di sinilah cerita dimulai.

Surati mengiyakan saja keinginan bapaknya yang pengecut dan gila jabatan ini. Tetapi sebelum diserahkan kepada Plikemboh, Surati meminta satu hal yaitu pergi beberapa hari dari rumah untuk bersamadi.

Saat malam Surati berjalan ke arah selatan Tulangan, barangkali 15 km. Hanya ditemani sinar rembulan dan suara ajag. Beristirahat barang sebentar. Sepi karena serdadu kompeni melarang orang keluar/masuk dari/ke desa di selatan sana. Sebabnya desa itu diserang wabah cacar. Dinas kesehatan kompeni kewalahan dan satu-satunya cara mencegah cacar meluas adalah menyemprot seluruh desa itu dengan minyak bumi kemudian di bakar. Rencana itu diprotes oleh para lurah, sebelum dibakar setidaknya diberikan kesempatan penghuni desa untuk mati sewajarnya dalam cacar.

Surati berjalan sepuluh kilometer lagi ke selatan. Dilihatnya api unggun, mungkin itu adalah pos jaga kompeni. Dia merunduk, berjalan dengan kedua sikunya supaya tidak ketahuan. Surati berhasil masuk desa itu, sepi. Dia memasuki suatu rumah, ada mayat sekeluarga rumah itu. Pasti mati terkena cacar. Di luaran sana, mayat-mayat bergelimpangan beberapa bagian tubuh mayat itu luka digerigiti binatang. Bau bangkai dimana-mana.

Surati tinggal barang dua hari dan tiga malam di situ. Badannya serasa merinding jika terkena angin. Mungkin virus cacar sudah mulai menggerogotinya. Kemudian ia berjalan pulang ke Tulangan. Harus merunduk lagi, berjalan dengan kedua siku, supaya tidak terlihat oleh pos jaga serdadu kompeni. Kemudian terus berjalan ke utara sampai menjelang pagi. Sekira sudah dekat Tulangan, ia sempatkan mandi di suatu sumur dan berganti pakaian. Pakaian yang terbaik. Kali ini tujuannya hanya satu, rumah Plikemboh.

Sesampai di depan rumah tuan besar kuasa administratur, ia ucapkan kulonuwun. Plikemboh keluar, bertanya: "Kamu Surati anak Sastro Kassier?" Iya ini sahaya ndoro, jawab Surati gemetaran. Plikemboh dengan girang membimbing Surati menaiki tangga rumah menuju kamar. Tempat yang akan mengubahnya dari perawan menjadi gundik. Status hina yang mungkin akan disandangnya seumur hidup. Surati berpikir, ambilah semuanya dari padaku dan semoga kamu binasa dengan baksil cacar di tubuhku.

Mereka berdua di hari-hari belakangan tergolek di ranjang menunggu datangnya maut. 

Desa di selatan sana telah dibakar kompeni. Sementara Tulangan terlalu berharga untuk dibakar karena ada pabrik gula. Pencacaran dilakukan di Tulangan. Penduduk diisolasi. Banyak yang meninggal. Di antara yang meninggal adalah Plikemboh, sementara Surati selamat namun harus menanggung bekas bopeng di wajahnya.

Surati tidak mampu melawan bapaknya, apalagi melawan Plikemboh. Namun dia melawan dengan caranya sendiri. Setidaknya dapat berbuat lebih daripada Sanikem ketika dahulu diserahkan oleh Sastrotomo kepada tuan administratur Herman Mellema. Surati adalah pahlawan.

Sumber: Anak Semua Bangsa, Pramoedya Ananta Toer, halaman 187-229  

Panduan Ngopi Cantik di Bangko

Biar kata di ujung dunia, tapi jangan lupa begaya. Bangko sebuah kabupaten nun di udik Jambi juga tak kalah dalam hal kopi. Kopi lokal dari Jangkat November tahun yang lalu malah menang dalam lomba kopi yang digelar Specialty Coffee Association of Indonesia ke-8 di Ibis Bandung. Ini lho tempat ngopi asyik di Bangko:

1. Breakthru Coffee
Letaknya dekat jembatan Nol km Bangko (arah Sarolangun). Dekorasi tempatnya juga keren, beberapa lukisan unik, kursi terbuat dari kayu solid. Paling suka di sini adalah Latte. Waiters legendarisnya bernama Arif, suka ngobrol, pengetahuannya banyak mulai film sampai politik luar negeri. Kebersihan 8, Ketenangan 9, Terang Lampu 8.Lokasinya di sini.

2. Becakap Coffee
Spesialis kopi Jangkat, robusta tapi ada kecutnya, lho kok bisa? inilah uniknya. Selain ngopi pengunjung bisa karaoke diiring Youtube yang dihubungkan ke sound system. Paling suka Affogato. Kebersihan 7, Ketenangan 7, Terang Lampu 7, Nyanyi gratis 10. Lokasinya di sini.

3. Zara Coffee
Porsi Latte lebih besar dibanding warung ngopi lainnya. Material kursi juga bagus. Kadang dapat gratis kacang kulit. Kebersihan 8, Ketenangan 8, Terang lampu 8. Sempat tertarik dengan photo Irish Coffee tapi sayang tidak jual menu tersebut padahal saya suka mix ini. Lokasinya di sini.

Sabtu, 15 Februari 2020

Panduan Pertama Kali Nonton MOTOGP Sepang

Berikut tips dan trik dari seorang penggemar MotoGP yang telah saya coba dan hasilnya nyaman:
1. Tidak perlu berbahasa English, cukup bahasa Indonesia, apalagi jika anda sering nonton serial Ipin Upin, akan sangat membantu;
2. Beli tiket MotoGP jauh hari karena tiket Early Bird umumnya lebih murah 20sd25%. Bisa dibeli di tik**.com atau toko*****.com. Cuma kemarin pernah beli di toko***** (si penjual adalah perusahaan travel tertentu) ternyata waktu masuk ke circuit ditahan petugas dengan alasan barcode tiket itu telah ada yang pakai 50 orang!? Namun akhirnya petugas pintu masuk tetap memperbolehkan masuk;
3. Beli tiket Pesawat jauh hari umumnya lebih ekonomis;
4. Beli tiket bus RapidKL khusus race (untuk Bandara KLIA-Circuit Sepang pp atau Kuala Lumpur-Circuit Sepang pp) online lebih awal supaya tidak buang waktu antri tiket di venue;
5. Jika menginap di Kuala Lumpur terdapat beberapa pilihan ramah kantong, misalnya sekitaran KL Sentral (Little India) yaitu pusat moda angkutan di tengah KL, banyak makanan halal dengan harga terjangkau, didominasi rasa India seperti kari, ayam tandoori, nasi kandar, nasi lemak;
5. Ini yang paling penting, jika waktu anda tak terlalu longgar, maka usahakan begitu race finished, segera keluar circuit untuk menuju parkiran atau bis umum, karena jika menunggu semprot-semprot champagne maka di parkiran akan sangat penuh dan chaos, akibatnya saya pernah mengantri mengular dan berdiri selama 2 jam baru bisa masuk bis rapidKL menuju KL Sentral.

Kamis, 13 Februari 2020

Kepribadian Manusia berdasarkan kebiasaan Ngopi

Buku Besar Para Peminum Kopi, sebuah novel karya Andrea Hirata, mengklasifikasi kepribadian orang berdasarkan jenis minuman yang dipesannya ketika ke warung kopi.

Golongan pertama: Kopi tanpa gula, orang golongan ini disebut Player, sepahit kopinya, demikian juga liku hidupnya penuh petualangan yang mendebarkan. Sibuk mencari diri sampai akhirnya dirinya sendiri dicari polisi.

Golongan Kedua: Kopi yang takaran susu atau gulanya selalu tetap, wanna be player, golongan orang peragu yang tak suka perubahan. Di dalam hatinya selalu ingin terkenal seperti golongan pertama namun mental tak mengijinkan.

Ketiga: Minta Kopi dengan gula sedikit, setelah diminum minta tambahan gula, setelah ditambah gula masih bilang kurang manis, inilah golongan oportunis, selalu mencari celah dengan pencitraan.

Keempat: pemesan Teh Tawar, sudah repot-repot ke warung kopi namun memesan teh tawar: disebut golongan penyia-nyia hidup ini. 

Senin, 27 Januari 2020

Siapa Sebenarnya Minke Bumi Manusia

Ilustrasi: wikipedia

Agustus 2019 yang lalu sebuah novel epik karya Pramudya Ananta Toer diangkat ke layar lebar oleh Falcon Picture dengan judul yang sama,
Bumi Manusia.  Novel ini merupakan bagian pertama dari empat buku tetralogi pulau buru: Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca. Novel berseting utama di Surabaya menjelang tahun 1900.

Tokoh utamanya sebagai penutur Aku dalam buku pertama sampai dengan buku ketiga, memakai nama samaran Minke (dibaca:Mingke). Siapa sebenarnya Minke?

Orang memanggil aku:Minke. Namaku sendiri ... . Sementara ini tak perlu kusebutkan (Bumi Manusia, hal 9). Selanjutnya disebutkan dia adalah murid H.B.S di Surabaya sekitar tahun 1898, anak seorang Bupati kabupaten B. Selalu bersepatu dan berpakaian eropa. Mengaku lebih muda satu tahun daripada RA Kartini.

Di buku kedua: Anak Semua Bangsa, Minke mengisahkan dirinya akan bersekolah di STOVIA sebuah sekolah dokter Jawa di Batavia yang mewajibkan siswa calon dokter berpakaian adatnya masing-masing, dan sepanjang buku masih menggunakan nama samaran Minke. 

Kemudian di buku ketiga:Jejak Langkah, diceritakan dia mendirikan koran Medan Prijaji dengan bantuan Sandiman, Wardi dan Marko, mendirikan Sarekat Dagang Islamiah bersama Muhammad Thabrie.

Petunjuk tentang siapa sebenarnya Minke, mulai terang di bagian akhir buku ketiga ini, Minke menulis untuk dirinya sendiri: ... inisial yang paling sering kupergunakan dalam tajuk-tajuk rencana:T.A.S (Jejak Langkah, hal 596).

Jacques Pengemanann, seorang komisaris polisi Belanda sebagai penutur Aku dalam buku keempat:Rumah Kaca, mengukuhkan siapa sebenarnya Minke, katanya: Rupanya betul, nama Minke diperolehnya sejak di H.B.S, ... . Itu bukan nama yang diberikan oleh bapaknya. Inisial nama sesungguhnya, yang kuketahui adalah Raden Mas T.A.S (buku keempat:Rumah Kaca, hal 350).

Jadi siapakah Raden Mas T.A.S si pendiri koran Medan Prijaji ini?

Tirto Adhi Soerjo, terlahir Raden Mas Djokomono, Blora, 1880. Mendirikan surat kabat Soenda Berita, Medan Prijaji dan Putri Hindia. Tulisannya dalam Medan Prijaji sempat membuat Gubernur Jenderal Hindia kalang kabut, sehingga Raden Mas T.A.S disingkirkan dan dibuang ke pulau Bacan, Maluku. Tirto adalah Bapak Pers Indonesia, seorang perintis jurnalisme advokasi. Kini namanya diabadikan sebagai nama jalan di Bogor.




Akhir Kisah Hidup Tokoh Film Bumi Manusia

Bumi Manusia, roman karya Pramudya Ananta Toer, merupakan bagian pertama dalam empat novel seri Pulau Buru-Bumi Manusia-Anak Semua Bangsa-Jejak Langkah-Rumah Kaca.

Sebuah novel berseting tahun 1898 tentang pertemuan budaya-politik antara negeri jajahan dengan negeri induknya. Tokoh utama digambarkan seorang lelaki muda pribumi yang dididik secara eropa dan mengaguminya kemudian menghadapi kenyataan bahwa negeri terjajah selalu berada pada posisi teraniaya. Sehingga melawan melalui tulisan di koran yang akhirnya merangsang tokoh nasionalisme lainnya menuju pergerakan pra-kemerdekaan Indonesia. 

Tahun 2019 Roman ini diangkat ke layar lebar oleh Falcon Picture, disutradarai oleh Hanung Bramantyo.

Minke
Tokoh utama, setelah kembali dari pembuangan dari Maluku menghadapi kenyataan bahwa seluruh hartanya termasuk kantor koran di Jalan Naripan Bandung, hotel di kawasan Jalan Kramat Raya, toko alat tulis/kantor di Kwitang Jakarta, rumah tinggal di dekat Kebun Raya Bogor, disita pemerintah pendudukan. Tidak dapat berhubungan dengan organisasi Sarekat Islam yang didirikannya sendiri. Meninggal muda dalam sepi setelah dirawat sahabatnya Goenawan. Dikabarkan karena terserang Desentri.

Madga Petters
Guru Minke di HBS Surabaya. Menggelorakan semangat revolusi Perancis kepada Minke, dianggap berbahaya sehingga dideportasi ke Belanda.

Annelies Mellema
Istri Minke, anak Nyai Ontosoroh dengan Tuan Herman Mellema, berkulit putih berambut pribumi, setelah 'dibuang' dari Surabaya ke Nederland karena suatu putusan pengadilan, meninggal karena sakit, dimakamkan di Nederland dengan dihadiri oleh Panji Darman.

Nyai Ontosoroh
Bernama asli Sanikem anak Sastrotomo seorang juru tulis Pabrik Gula Tulangan Sidoarjo, Ibu Annelies, istri Tuan Herman Mellema, pemilik perusahaan Boerderij Buitenzorg di Wonokromo Surabaya, mendapatkan namanya dari salah pengucapan nama perusahaannya itu, pindah ke Perancis setelah menikah lagi dengan Tuan Jean Marais. Kemudian bernama Madame Sanikem Le Boucq.


Tuan Herman Mellema
Administratur kepala pabrik gula Tulangan, suami nyai Ontosoroh, ayah Annelies. Setelah pensiun mendirikan perusahaan pertanian di Wonokromo. Meninggal di rumah plesiran milik babah Ah Tjong.

Panji Darman
Alias Jan Dapperste, asli pribumi anak pungut seorang Pendeta, teman sekelas Minke di HBS Surabaya. Tinggal di Kembang Jepun, Surabaya, mengoperasikan perusahaannya Molluca Spaceraria bergerak di bidang perdagangan rempah.

Jean Marais
Sahabat dan tetangga Minke di Jalan HBS Surabaya ketika sekolah di HBS. Warga negara Perancis veteran perang Aceh eks tentara KNIL, berkaki satu akibat kecelakaan waktu perang. Di kemudian hari diketahui bernama asli Antonine Le Boucq. Menikah dengan Nyai Ontosoroh dan kembali ke Perancis.

May Marais
Maysaroh Marais, anak Jean Marais dengan tawanan perang-wanita Aceh-, ibunya meninggal ketika May bayi. Selalu diantar Minke ke sekolah ELS. Menjadi Penyanyi terkenal di Perancis dengan nama May Le Boucq.

Ang San Mei
Istri kedua Minke setelah Annelies meninggal. Angkatan muda Tionghoa yang bercita-cita menggulingkan kekaisaran China menuju negara Republik. Meninggal karena sakit.

Princes van Kasiruta
Anak Sultan Kasiruta. Istri ketiga Minke setelah Ang San Mei meninggal. Minke dibuang ke Maluku, rumahnya di Bogor disita negara sehingga Princes juga terusir dari rumah itu. Dia dicurigai oleh Pangemanann sebagai penembak gerombolan De Knippers pimpinan Robert Suurhof. Akhirnya dikembalikan ke pulau Bacan, Maluku justru saat Minke dikembalikan ke Jawa.

Miriam de la Croix
Anak residen B, sahabat pena Minke, menikah dengan Frisbothen ahli hukum di koran Medan Prijaji, kembali ke eropa setelah Minke dibuang ke Maluku.

Kommers
Wartawan dan penghobi berburu, menyadarkan Minke supaya menulis dalam Melayu bukan dalam Belanda. Meninggal karena kecelakaan dililit ular peliharannya.

Robert Suurhof
Teman sekelas Minke di HBS. Dipakai oleh Pangemanann sebagai tukang onar dalam kelompok De Knippers. Cacat akibat terkena tikaman pisau.

Marko
Anak didik Minke di koran Medan Prijaji. Kemudian bernama Marco dengan huruf c. Mungkin Marco Kartodikromo aktifis SI. Dicurigai Pangemanann sebagai penikam Suurhof saat Marko melindungi Minke.

Darsam
Centeng setia nyai Ontosoroh, mengelola Boerderij Wonotjolo, setelah nyai Ontosoroh pindah ke Perancis.

Jacques Pangemanann
Komisaris Besar Polisi yang ditugaskan mengawasi tokoh-tokoh pergerakan pra-kemerdekaan, setelah sakit disebabkan dirundung rasa bersalah karena menjadi antek Gubernur Jenderal terhadap pembuangan Minke, memberikan seluruh hartanya ke babunya, Tuminah dan pindah ke Nederland.


Siapa sebenarnya Minke?

What is Chongqing 1949 Shows Tell About

thanks for reading, Located at Chongqing theatre, PRC, a 360 degree pivotal stage, what is realy tell about? In 1949, when the new China had...