Langsung ke konten utama

Kota Sejuk SOE

Indonesia terkenal dengan aneka masakannya. Mulai dari Aceh yang bernuansa rempah sampai Papua yang berlimpah sagu. Tidak ada salahnya bila anda mencoba keluar dari tradisi lidah yang biasa anda nikmati setiap hari untuk kemudian menjelajah tradisi lidah daerah lain.
Ambil contoh pernah suatu ketika saya berkunjung ke SOE (ya..puncaknya Kupang lah). Di daerah yang belum pernah saya dengar namanya ini terdapat aneka macam masakan khas daerah, misalnya Jagung Bose.

Di daerah ini jagung adalah salah satu pengganti nasi. Entah bagaimana proses pembuatannya, si Jagung ini sudah bersih dari kulit arinya, sehingga yang tampak adalah warna putih bagian daging jagung (seperti brondong gitu tapi masih basah) rasanya gurih ditingkah siraman santan yang tak terlalu meluber, dimakan bersama lauk lainnya seperti ayam rica, ya seperti pengganti nasi pada umumnya. Makanan model begini setahu saya belum ada tuh di daerah lain. Ngomong-ngomong, SOE ini suhunya dingin banget apalagi kalau matahari sudah tenggelam, jauh lebih dingin dari kawasan puncak Jabar.

Selain itu ada yang namanya Daging Se'i, ya daging sapi yang diasap namun cita rasanya khas gak ada yang nyamain di bagian barat sini. Kata orang setempat sih, Se'i sebenarnya adalah teknologi pengawetan Daging jaman dulu ketika masih jamannya berburu. Nah kalau berburu khan bisa berhari-hari, jadi daging buruan itu diawetkan terlebih dulu, lagian dulu belum ada kulkas masuk daerah ini. Nah daging ini bisa digoreng, disambal goreng, atau diapakan sesuai selera tambah nikmat kalau disantap bersama Sambal Kupang.

Ada yang unik sepanjang jalan SOE ke Kupang, di kiri kanan jalan ada tenda-tenda yang menjual Jeruk Soe dan Sarikaya. Jeruknya terbilang lucu, bentuknya seperti jeruk mandarin tapi lebih besar tetapi buahnya dan kulitnya ada ruangan berongga, jadi jeruknya peyot, tapi jangan kau remehkan rasanya, seger, manis lagi aromatik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akhir Kisah Hidup Tokoh Film Bumi Manusia

Bumi Manusia, roman karya Pramudya Ananta Toer, merupakan bagian pertama dalam empat novel seri Pulau Buru- Bumi Manusia - Anak Semua Bangsa - Jejak Langkah - Rumah Kaca. Sebuah novel berseting tahun 1898 tentang pertemuan budaya-politik antara negeri jajahan dengan negeri induknya. Tokoh utama digambarkan seorang lelaki muda pribumi yang dididik secara eropa dan mengaguminya kemudian menghadapi kenyataan bahwa negeri terjajah selalu berada pada posisi teraniaya. Sehingga melawan melalui tulisan di koran yang akhirnya merangsang tokoh nasionalisme lainnya menuju pergerakan pra-kemerdekaan Indonesia.  Tahun 2019 Roman ini diangkat ke layar lebar oleh Falcon Picture, disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Minke Tokoh utama, setelah kembali dari pembuangan dari Maluku menghadapi kenyataan bahwa seluruh hartanya termasuk kantor koran di Jalan Naripan Bandung, hotel di kawasan Jalan Kramat Raya, toko alat tulis/kantor di Kwitang Jakarta, rumah tinggal di dekat Kebun Raya Bogo...

Treking Cisadon

thanks for reading, Alternatif olahraga di hari cerah, memang perlu efort karena letaknya di pedalaman sentul selatan. Dengan mobil dari jakarta keluar pintu tol sentul selatan. Kemudian menuju titik 0 km Hambalang. Bermotor lebih praktis. Ikuti jalan menuju koordinat ini. parkiran trail prabowo https://maps.app.goo.gl/7T16kdmozDT6KNZg6 Parkir tidak terlalu luas. Mungkin hanya muat untuk 20 mobil dan 40 motor. Jadi usahakan pagi sudah sampai di titik start. Rupanya trek treking termasuk favorit  terbukti pagi benar sudah banyak yang datang. Panjang trek 7 km sampai desa Cisadon, elevasi tidak sampai 400 m, jadi bersahabat untuk treker pemula. Bahkan beberapa anak TK Nol besar terlihat semangat treking. Kondisi jalur sebagian besar jalan batu (makadam), jalan berpasir dan beberapa zona jalan berlumpur. Karena jalur berada di sisi tebing maka terdapat rembesan air yang mengalir ke jalur. Terdapat curug di kanan jalur, airnya meluap ke jalanan. Habitasi adalah hutan dataran rendah, d...

Kearifan Kampung Naga

Kampung Naga terletak di tepi jalan Tasikmalaya - Garut, tepatnya di desa Neglasari, Kecamatan Salawu. Menghuni areal seluas 1,5 hektare di tepi kali Ciwulan yang memiliki hulu di gunung Cikuray . Menurut mang Cahyan, pemandu asli kelahiran kampung Naga, kampung ini memiliki pemimpin baik formal maupun informal. Kalau formal ada ketua RT, nah kalau informal (adat) ada Kuncen . Untuk menuju kampung Naga mulanya kita menuruni anak tangga berjumlah 440 dan di sinilah akhir jaringan listrik, karena penduduk kampung ini mempertahankan tidak memakai energi Listrik.  Saat ini memiliki 113 rumah adat. Rumah adat umumnya rumah panggung terbuat dari kayu dan anyaman bambu. Rumah umumnya terbagi menjadi empat bagian yaitu Dapur (dengan pintu berornamen anyaman bambu), ruang tamu (dengan pintu kayu, terkadang ada kacanya), ruang keluarga dan pabeasan (ruang menyimpan padi). Atap rumah terdiri